Gorontalo (ANTARA) - Bihe adalah nama sebuah dusun di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

Mestinya dusun itu tidak terisolir sebab jaraknya hanya tiga kilo meter dari pusat pemerintahan kecamatan setempat.

Namun untuk sampai ke Dusun Bihe, orang harus melalui perjalanan darat yang cukup ekstrim, sebab jalannya menanjak dan penuh bebatuan.

Tak heran, jika tidak memiliki nyali cukup, akan merasa ketakutan sebab adrenalin benar-benar teruji jika menumpang motor ojek menuju Bihe.

Jika ingin jalan kaki, tentu orang bertubuh tambun akan sulit tiba dalam waktu cepat, serta sudah pasti ngos-ngosan menempuh perjalanan sambil mendaki.

Dusun Bihe  luas wilayahnya tidak tergolong besar, hanya sekitar satu hektare lebih.

Pemukimannya pun tergolong berkelompok di satu rumpun keluarga. Ada beberapa kelompok permukiman di Bihe.

Penduduknya hanya berjumlah 168 orang, terdiri dari 88 orang laki-laki dan 80 orang perempuan, termasuk 15 orang para lanjut usia (lansia).

"Itu data per 31 Desember 2018," ujar Sri Yolan Donto, Kepala Dusun Bihe.

Perempuan yang baru dipercaya menjadi Kepala Dusun sejak lima bulan lalu itu mengaku, Dusun Bihe menjadi terisolir sebab wilayahnya yang sulit diakses padahal jaraknya cukup dekat.

Infrastruktur jalan sangat didambakan masyarakat Bihe, kata Yolan.

Selain itu, distribusi air bersih menjadi mimpi-mimpi masyarakat yang diharapkan segera terwujud.

Pasalnya, untuk mendapatkan air bersih, masyarakat Bihe sangat mengandalkan sumur yang mereka namai Bihe.

Sumur itu berjarak satu kilo meter dari pemukiman warga.

Saat musim panas tiba, warga terpaksa harus berjalan kaki jauh agar bisa menikmati air sumur.

"Sumur Bihe menjadi sumur yang sangat diandalkan masyarakat Desa Ponelo, sebab airnya tidak pernah kering namun sumur itu sulit dinikmati masyarakat Bihe sendiri, karena jaraknya yang jauh," ujar Yolan.

Warga berharap, pemerintah daerah bisa menyalurkan bantuan mesin penghisap air yang akan mengalirkan air dari sumur Bihe ke rumah-rumah di dusun itu.

"Namun hingga kini, harapan itu baru menjadi mimpi-mimpi indah masyarakat," ungkap Yolan.

Kepala Desa Ponelo Rotansi Lamandara menyebut, Bihe berada di kawasan pengembangan desa pariwisata.

Pembangunan jalan ke wilayah itu sudah diusulkan ke pemerintah provinsi hingga pusat.

Tahun ini kata Rotansi, akan ada pembangunan jalan poros hingga ke Bihe, sepanjang 2,5 kilo meter.

"Infrastruktur ini diharapkan bisa mendukung kemajuan Bihe sebagai salah satu dusun dari tiga dusun yang ada di Desa Ponelo," ujarnya.

Baca juga: Perjuangan Srikandi desa di Kampar sukseskan pesta demokrasi


Pemilihan Umum
 
Relawan pemilu Gorontalo memasyarakatkan tata cara pencoblosan kepada masyarakat Bihe, Gorontalo. (Susanti Sako)


Jumlah wajib pilih di Dusun Bihe mencapai 120 orang.

Pada Pemilihan Umum 2019 ini terdapat satu pemilih masuk dari Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap Tambahan (DPTb) di Dusun Bihe.

Sejak dulu atau pada pemilu sebelumnya, selalu didirikan satu tempat pemungutan suara (TPS) agar bisa melayani masyarakat yang akan memberikan hak suaranya.

Rotansi Lamandara mengatakan, tingkat partisipasi masyarakat Bihe pada pemilu sangat tinggi.

"Bihe memiliki prestasi di setiap pelaksanaan pesta demokrasi," ujarnya.

Prestasi yang sangat diakui pemerintah desa yaitu warga Bihe selalu datang lebih awal ke TPS maka tak heran setiap pelaksanaan Pemilu, TPS di dusun itu selalu lebih awal melaksanakan kegiatan pungut hitung.

Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, hanya dua orang yang tidak menyalurkan hak pilihnya.

Satu di antaranya penyandang disabilitas tunanetra dan tergolong orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), serta satu lainnya adalah lansia berusia 90 tahun yang sulit beranjak dari tempat tidur.

Masyarakat Bihe terkenal sangat antusias dalam setiap pelaksanaan pesta demokrasi.

Fiki, salah satu warga yang juga berprofesi sebagai nelayan mengungkap, kegembiraan itu memang menjadi karakter warga Bihe.

"Sebab di setiap Pemilu, ada harapan besar bagi masyarakat agar hasilnya dapat memberikan dampak signifikan bagi mereka," ujarnya.

Mestinya, Bihe sudah maju sejak dulu sebab suara warga Bihe tak pernah surut dalam Pemilu.

"Kami berharap, suara kami menghasilkan pemimpin-pemimpin aspiratif, sebab Bihe yang pola pikir warganya semakin maju harus mendapatkan perhatian dalam peningkatan infrastruktur yang akan menunjang kegiatan perekonomian," ujar Fiki.

Jika musim ikan sedang bagus, rata-rata warga Bihe menjelma sebagai nelayan. Begitupun saat musim bertani, mereka akan banting stir menjadi petani.

Paling banyak menanam jagung dan beberapa warga menanam padi gunung khas Ponelo.

"Orang Bihe ingin didengar pada Pemilu kali ini," ujarnya.

Baca juga: Bihe ingin didengar pada Pemilu 2019


Tolak politik uang

Warga Bihe mungkin dapat mewakili karakter masyarakat Ponelo Kepulauan di setiap pelaksanaan Pemilihan Umum.

Pasalnya, warga Bihe terkenal paling antusias datang ke TPS.

Bahkan puncak keramaian pemilih ke TPS di dusun itu, terjadi di pagi hari.

Jika biasanya pemilih akan berbondong-bondong ke TPS memasuki siang hari, namun orang Bihe lebih memilih berbondong-bondong ke TPS di pagi hari.

"Warga Bihe, tergolong pemilih-pemilih kuat dan berdaulat," ungkap Sri Yolan Donto, Kepala Dusun Bihe.

Mereka tidak mengenal politik uang atau memberikan hak suaranya karena dibayar pihak-pihak tertentu atau kontestan peserta Pemilu.

Indikatornya kata Yolan, warga Bihe yang sejak dulu mendambakan infrastruktur air bersih yang memadai tak pernah terwujud.

"Jika warga Bihe mengenal politik uang, pasti sejak dulu fasilitas pipa air dan mesin penghisap yang akan mengalirkan air dari sumur Bihe ke rumah-rumah penduduk, sudah terwujud," ujar Yolan.

Namun hingga kini, mimpi-mimpi itu belum terwujud. Bahkan Pilkada 2018 baru saja dilewati, namun air sumur Bihe belum juga dinikmati dengan layak.

"Kami memilih karena bahagia menghadapi Pemilu dan itu menjadi karakter orang Bihe," ungkap Yolan.

Karakter unik lainnya kata ia, orang Bihe sangat mencintai pemimpin terdekatnya.

Artinya kata ia, apa yang disuarakan Kepala Dusun, pasti mereka turuti.

Makanya kondusifitas Dusun Bihe selalu terjaga, meski rata-rata tergolong warga miskin.

Selain itu, warga Bihe mencintai perilaku hidup bersih dan sehat.

Namun perilaku itu belum sepenuhnya ditunjang infrastruktur memadai.

Paling utama adalah air bersih, sebab air menjadi sumber kehidupan yang akan menunjang aktivitas perekonomian masyarakat juga gaya hidup sehat dan bersih.

Beruntung, warga Bihe memiliki karakter yang mudah dekat dengan pemerintah.

Tak ayal, para kader kesehatan atau mantri desa yang bertugas di Puskesmas Ponelo, selalu yang paling pertama dihubungi jika mereka menemukan ada warga yang sakit.

Pemilu 2019, Yolan optimistis, semangat warga Bihe tetap tinggi memberikan hak suaranya.


Ponelo

Ponelo merupakan wilayah kecamatan kepulauan satu-satunya yang ada di Gorontalo Utara.

Tercatat penduduknya sekitar 4 ribu jiwa bermukim di empat desa, yaitu Otiola, Tihengo, Ponelo dan Malambe.

Pada Pemilu 2019, jumlah pemilih di Kecamatan Ponelo Kepulauan mencapai 2.775 pemilih, termasuk 6 pemilih dalam daftar pemilih khusus (DPK).

Mereka akan menyalurkan hak pilihnya di 14 TPS tersebar di empat desa.

Partisipasi pemilih di kecamatan kepulauan itu, tergolong tinggi, sebab persentasenya diatas 80 persen, berdasarkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.

Data itu diungkap Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Ponelo Kepulauan, Gusten Olii.

Ia mengatakan, warga Ponelo sangat antusias pada Pemilu kali ini, sebab mereka selalu proaktif mendengarkan penyampaian-penyampaian tentang Pemilu 2019.

Termasuk tidak menutup diri saat mengikuti sosialisasi tentang Pemilu, bahkan sangat antusias saat dijumpai para relawan demokrasi.

Masyarakat Ponelo, khususnya para pemilih, sudah semakin cerdas khususnya dalam menolak politik uang.

Hal itu diungkap Uyon, salah satu warga setempat.

Pada Pemilu 2014 lalu, masyarakat Ponelo mengantarkan satu orang perwakilannya duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten.

"Pemilu kali ini, kami berharap hal yang sama ada keterwakilan dari Ponelo Kepulauan, agar suara Ponelo semakin didengarkan untuk masyarakat sejahtera dan daerah maju," ujarnya.

Beberapa putra Ponelo kata ia, ikut menjadi kontestan Pemilu 2019 di DPRD Kabupaten maupun Provinsi.

"Kami berharap, kali ini ada lebih dari satu keterwakilan warga Ponelo duduk di parlemen agar bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat, khususnya peningkatan jalan antar desa dan fasilitas air bersih memadai," kata Uyon.*
 

Editor: Sapto HP
Copyright © ANTARA 2019