Jakarta (ANTARA) - Timnas BMX Indonesia bertolak menuju Malaysia, Kamis untuk mempertahankan prestasi pada Asian BMX Cycling Championship (ACC) 2019 di komplek Velodrome Nasional, Nilai, Negeri Sembilan, Malaysia,13-14 April.

"Tim berangkat hari ini. Saya berangkat duluan. Ada jersey lisence control," kata manajer timnas balap sepeda Indonesia, Budi Saputra saat dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis.

Pada Asian BMX Cycling Championship 2019, pebalap Indonesia jelas mendapatkan tanggung jawab yang cukup besar karena datang dengan predikat juara bertahan untuk sektor putra. Adalah Rio Akbar yang bakal mempertahankan predikat juara Asia.

Posisi pria asal Jawa Barat ini jelas menjadi incaran pebalap dari negara lain. Sebut saja dari Jepang, Thailand ataupun Filipina yang dikenal memiliki pebalap handal.

"Semoga diberi keselamatan, kelancaran dan keberhasilan pada kejuaraan Asian BMX Cycling Championship 2019 di Malaysia. Bismillah," tulis Rio Akbar.

Indonesia pada Asian BMX Cycling Championship 2019 turun dengan kekuatan penuh. Selain Rio Akbar ada peraih perak Asian Games 2018 I Gusti Bagus Saputra, Toni Syarifudin dan Fasya Ahsana Rifki.

Selain mengirimkan tim senior, PB ISSI juga mengirim satu pebalap BMX junior yaitu Yossi Saputra. Pebalap berusia 17 asal DKI Jakarta ini merupakan juara pertama junior di kejuaraan internasional di Banyuwangi.

Baca juga: Bagus dan Rio tetap jadi tumpuan Indonesia di ACC Malaysia

Sementara itu untuk sektor putri elit, Indonesia hanya mengirimkan satu pebalap saja yaitu Wiji Lestari yang juga peraih perunggu Asian Games 2018. Hal tersebut terjadi karena salah satu pebalap andalan yaitu Elga Kharisma Novanda masih dalam penyembuhan cedera.

"Semoga dengan komposisi ini kita bisa bicara banyak. Apalagi pebalap kita sangat familiar dengan lintasan yang bakal digunakan. Fasya kemampuannya juga tidak diragukan lagi," kata manajer timnas balap sepeda Indonesia Budi Saputra menambahkan.

Baca juga: Rio Akbar juara Asia BMX 2018 di Thailand

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019