Kejadian di Malaysia sekaligus memberikan pesan kuat dan menjadi energi bagi relawan Prabowo-Sandi di seluruh dunia untuk mengawal proses pemilu dalam rangka menyelamatkan nama baik negara. Kita harus menjaga nama baik negara itu yang terpenting
Jakarta (ANTARA) - Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan, menghimbau kepada seluruh relawan dan warga negara Indonesia di luar negeri untuk tetap terus mengawal proses pemilu yang berlangsung untuk meminimalisir potensi kecurangan Pemilu 2019.

"Kejadian di Malaysia sekaligus memberikan pesan kuat dan menjadi energi bagi relawan Prabowo-Sandi di seluruh dunia untuk mengawal proses pemilu dalam rangka menyelamatkan nama baik negara. Kita harus menjaga nama baik negara itu yang terpenting," kata Ferry dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis, menanggapi beredarnya video tercoblosnya surat suara di Selangor, Malaysia.

Ferry yang juga merupakan Alumnus Hubungan Internasional FISIP UNPAD itu juga meminta agar Presiden Joko Widodo dapat bersikap profesional dan netral dalam menciptakan pemilu yang jujur dan adil.

"Sebab, kepala negara harus bertanggung jawab dan menjamin pesta demokrasi dapat terlaksana dengan baik dan lancar tanpa adanya kecurangan," katanya.

Oleh karena itu, demi menjamin pemilu terlaksana jujur dan adil di Malaysia, ia meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk segera menarik pulang Duta Besar Republik Indonesia di Malaysia yakni Rusdi Kirana hingga pemilu selesai, sehingga netralitas para pejabat negara Republik Indonesia yang berada di Malaysia dapat tercipta.

"Seharusnya presiden sudah mengambil tindakan untuk mencopot posisi dubes RI di Malaysia, atau minimal menarik pulang hingga pemilu selesai, sehingga proses pemilu bisa berjalan jujur dan adil," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Hubungan Luar Negeri Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Irawan Ronodipuro meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk segera mencopot Duta Besar RI untuk Malaysia Rusdi Kirana terkait temuan dan beredarnya bukti video surat suara pemilu yang telah tercoblos di Selangor, Malaysia.

"Kami meminta Presiden menarik Dubes RI untuk Malaysia, karena itu memalukan, bagaimana seorang duta besar bertindak sebagai tim sukses dalam pemilu, karena ini sudah melanggar kode etik serta tugas dan fungsi pokoknya dan ini telah memalukan negara. Dan ini masuk dalam kategori perbuatan tercela," katanya.

Menurutnya, temuan tersebut adalah bukti bahwa potensi kecurangan pada Pemilu 2019 ini mulai terlihat.

"Terkait adanya temuan dan bukti video yang memperlihatkan bahwa surat suara pemilu yang telah tercoblos untuk pasangan capres 01 dan untuk caleg dari parpol tertentu itu telah memperlihatkan bahwa kecurangan pemilu telah terlihat," ujarnya.

Sebelumnya beredar video sejumlah orang yang ditengarai di Malaysia, sedang melakukan pencoblosan pada surat suara pemilu 2019.

Dalam video itu terlihat beberapa surat suara telah dicoblos untuk sejumlah caleg asal Partai Nasdem dan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf.

Di video tampak belasan atau puluhan karung serta plastik hitam berukuran besar yang di dalamnya ditengarai berisi surat suara pemilu.

Di sana tampak sejumlah orang sedang melakukan pencoblosan terhadap surat suara, padahal pemungutan suara pemilu di Malaysia baru dilaksanakan 14 April 2019.


Baca juga: KPU selidiki keaslian surat suara diduga tercoblos di Malaysia
Baca juga: Siti Zuhro: penyelenggara pemilu tidak boleh kecolongan
Baca juga: MPR: KPU-Bawaslu harus klarifikasi temuan surat suara tercoblos
Baca juga: NasDem sebut ada keganjilan tercoblosnya surat suara di Malaysia

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019