Semarang (ANTARA) - Yayasan Dharma Bhakti Lestari yang dipimpin Lestari Moerdijat mengusulkan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional dengan membentuk Tim Peneliti dan Penulis Naskah Akademik dari sumber-sumber asli guna menepis mitos tentang ratu visioner tersebut.

Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Semarang, Jumat, menyatakan berdasarkan catatan sejarah yang ditulis oleh bangsa Portugis menunjukkan bahwa keberadaan Ratu Kalinyamat yang ditulis sebagai Rainha de Jepara (Ratu Jepara) itu bukanlah mitos dan bukan pula milik komunitas tertentu.

Pada dasarnya mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual.

Mitos disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal untuk membentuk model sifat-sifat tertentu dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.

Kehadiran Ratu Kalinyamat, menurut dia, bukan milik komunitas Jepara saja karena Ratu Kalinyamat merupakan sosok perempuan yang inklusif sekaligus kosmopolitan.

Sebagai perempuan yang inklusif, menurut dia, Ratu Kalinyamat menempatkan dirinya ke dalam cara pandang orang lain/ kelompok lain dalam melihat dunia.

Dengan kata lain, ujar Lestari Moerdijat, Ratu Kalinyamat berusaha menggunakan sudut pandang orang lain atau kelompok lain dalam memahami masalah.

"Hal inilah yang mendasari Ratu Kalinyamat membantu Sultan Johor dan Sultan Aceh menjaga kedaulatan lalu lintas perdagangan Nusantara dan antarpulau," katanya.

Kosmopolitan

Ratu Kalinyamat juga memiliki semangat kosmopolitan yang identik dengan keterbukaan, merangkul semua golongan, kepentingan, dan wacana setiap zaman.

Kemampuannya dibuktikan dengan membangun armada maritim yang tidak hanya berasal dari masyarakat Jepara, tetapi juga dari masyarakat Demak, Cirebon, dan Banten yang berasal dari berbagai golongan yang ada.

Kepentingan untuk memiliki jalur pelayaran dan perdagangan yang aman dan berdaulat menjadi cita-cita bersama antara Ratu Kalinyamat dengan Sultan Aceh dan Johor, ujar Mbak Rerie, sapaan Lestari Moerdijat.

Ia menilai bahwa kepahlawanan Ratu Kalinyamat dapat diangkat secara nasional demi kepentingan bangsa Indonesia yang juga inklusif dan kosmopolitan.

"Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu yang dapat menjadikan wacana setiap masyarakat Indonesia, salah seorang itu adalah Ratu Kalinyamat," katanya.

Ia mengatakan bahwa sisi kepahlawanan Ratu Kalinyamat dapat menjadikan masyarakat terlibat dalam pembangunan Indonesia secara aktif, kreatif, sekaligus holistik.

Malah, menurut dia, yang paling penting dari kepahlawanan Ratu Kalinyamat adalah dapat menjadi figur yang seharusnya menjadi panutan untuk membantu masyarakat, terutama generasi muda khususnya perempuan, mengeksplorasi identitas dirinya sehingga kalangan muda ini dapat mengembangkan personal value yang positif.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya," demikian Lestari Moerdijat.

Baca juga: Membangkitkan semangat Ratu Kalinyamat wujudkan poros maritim dunia

Baca juga: Tim Pengkajian Ratu Kalinyamat lacak Buku "Peregrinacao"

Pewarta: Achmad Zaenal M
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019