Jakarta (ANTARA) - Saat berkampanye di Kabupaten Bogor, Jumat, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengajak para relawan dan simpatisannya melawan hoaks, kabar fitnah, dan bohong yang semakin meningkat jumlahnya menjelang hari pencoblosan 17 April 2019.

"Pada kesempatan ini saya mengajak, dalam waktu lima hari ini, jangan sampai masyarakat digoyahkan gara-gara kabar fitnah, hoaks, hasutan. Kalau ada tetangga yang goyah tolong diberi tahu," kata Jokowi dalam pidato politiknya saat berkampanye di Sentul, Bogor.

Ajakan melawan hoaks dan fitnah ini mendominasi dalam kampanye Jokowi di Kabupaten Bogor. Beberapa kali master of ceremony (MC) yang dibawakan oleh Tommy Kurniawan dan rekannya mengajak untuk melawan kabar bohong.

Sehari sebelumnya Jokowi juga menulis cuitan di akun twitter-nya yang bertuliskan "Dihindari dan difitnah tak akan membuat kita tumbang, karena kebenaran selalu akan menemukan jalannya sendiri untuk keluar ke tempat terang".

Di hadapan relawan dan simpatisan yang memadati tenda kampanye, Jokowi mengatakan selama 4,5 tahun dihina tetapi tetap diam.

"Saya sudah 4,5 tahun dihina diem, dicela saya diem, dibodoh-bodohin saya diem. Tapi menjelang pilpres ini dijawab, jangan didiamkan. Sabar boleh, tapi sabar ada batasnya," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan mulai lagi beredar kabar tentang Presiden Jokowi itu PKI. Lagi-lagi ia menjelaskan PKI dibubarkan tahun 1965-1966 saat umurnya baru empat tahun.

"Ajak tetangga kita untuk mikir, masa baru empat tahun bisa jadi PKI. Logikanya itu enggak masuk," kata Jokowi .

Jokowi mengatakan dari survei internal yang dilakukan ada 9 juta orang percaya isu tersebut. Angka tersebut tidak bisa dianggap kecil

Jokowi juga meluruskan kabar mengatakan jika dirinya terpilih pendidikan agama akan dihapuskan, melegalkan perkawinan sejenis, dan melarang azan.

Semua kabar itu lanjut Jokowi, tidak masuk akal dan tidak karu-karuan.

"Cawapres kita Ketua MUI, siapapun presidennya tidak mungkin melakukan tiga hal itu," kata Jokowi.

Jokowi mengajak para simpatisannya untuk menggunakan akal dan pikirannya guna menepis isu tersebut.

"Logikanya itu, sekali lagi kita mikir, ajak tetangga kita logikanya mikir.
Bahaya sekali 9 juta orang diajak berpikir secara tidak rasional, tidak logis," kata Jokowi.

"Dalam waktu lima hari lagi jangan sampai tetangga kita kena hasutan ini, kewajiban kita untuk meluruskan, "angkat jarinya yang setuju," lanjut Jokowi. 

Pewarta: Laily Rahmawaty, Joko Susilo
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019