Kemudian, klaim tingkat kemiskinan turun yang diragukan serta pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar lima persen yang dianggap cukup baik dibanding negara G20
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Institute for Development Economy dan Finance (Indef), Bhima Yudhistira menuturkan potensi serangan-serangan yang akan dilemparkan oleh kedua kubu di Debat Capres kelima.

Bhima kepada Antara di Jakarta, Sabtu, mengatakan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo akan diserang soal kartu sembako murah dengan impor yang dianggap tetap dibutuhkan.

"Kemudian, klaim tingkat kemiskinan turun yang diragukan serta pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar lima persen yang dianggap cukup baik dibanding negara G20," katanya.

Sementara itu, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto akan diserang soal pertumbuhan ekonomi yang mencapai 10 persen dan mampu menurunkan harga pangan dalam 100 hari pertama.

"Prabowo akan diserang soal pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen dan menurunkan harga pangan dalam 100 hari pertama," kata Bhima kepada Antara di Jakarta, Sabtu.

Selain itu, lanjut dia, Prabowo juga akan diserang dalam janjinya yang tidak akan mengimpor pangan dan rumah siap kerja di tiap desa.

Sebelumnya, Joko Widodo mengatakan tiga kartu baru yang dicanangkan dirinya yakni Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Sembako Murah dan Kartu Prakerja mulai efektif dan diserahkan kepada masyarakat yang berhak pada tahun 2020.

"Saat ini kami masih menghitung dan menganggarkan berapa kebutuhan anggaran untuk bantuan tersebut," katanya.

Sementara itu, Prabowo Subianto sebelumnya mengatakan Pemerintah Indonesia seharusnya mengutamakan tenaga kerja dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus mengurangi pengangguran di Tanah Air.

"Bukan kita anti asing, kita butuh tenaga kerja dengan kemampuan asing tapi kita utamakan rakyat kita," katanya.

Baca juga: Prabowo tiba di lokasi debat, optimis hadapi debat kelima

Baca juga: Jokowi-Ma'ruf akan berbagi porsi dalam debat kelima

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019