Kita tunggu dulu kejelasan dari Bima. Sekarang ini kita internal organisasi akan bentuk forum termasuk Bima, karena dia termasuk pimpinan. Kita berikan kesempatan bagi Bima untuk menjelaskan posisinya, kata Eddy
Bogor (ANTARA) - DPP Partai Amanat Nasional (PAN) belum mau menentukan sikap setelah Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP PAN Bima Arya Sugiarto melawan arus koalisi dengan menyatakan dukungannya untuk Capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin di Puri Begawan Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2019).

"Kita tunggu dulu kejelasan dari Bima. Sekarang ini kita internal organisasi akan bentuk forum termasuk Bima, karena dia termasuk pimpinan. Kita berikan kesempatan bagi Bima untuk menjelaskan posisinya," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PAN Eddy Soeparno saat dihubungi ANTARA, Sabtu.

Menurutnya, secara aturan Bima sudah melawan keputusan yang ditentukan PAN melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Sayangnya, Bima bukan hanya tidak mendukung, melainkan menyebrang dari keputusan partai

"Kalau tidak mau dukung keputusan tersebut mungkin cara menyampaikannya harus berbeda, bukan dengan cara mendukung pihak yang bertentangan dengan keputusan yang sudah kita buat," ujarnya.

Ia tidak menerima alasan Bima yang mengaku dukung Jokowi-Ma'ruf lantaran menjunjung tinggi reformasi.

"Kader boleh saja bersikap, tapi kan bagaimanapun keputusan partai harus diikuti. Apakah itu berbeda dengan reformasi atau tidak, tetapi keputusan ini dari rakernas, pengambilan keputusan tertinggi," tutur pria yang juga sebagai Caleg DPR RI dari Dapil Kota Bogor dan Cianjur.

Kasus serupa pernah dialami mantan kader PAN, Wanda Hamidah yang kini menjadi kader Partai Nasdem. Bedanya, saat itu Wanda dikeluarkan oleh pimpinan PAN karena mendukung Jokowi pada kontestasi Pilpres 2014 lalu.

"Saya menjadi kader PAN selama 16 tahun, tapi kemudian dikeluarkan gara-gara dukung Jokowi. Bagi saya negara lebih penting," kata Wanda ketika itu.

Sebelumnya, meski menyeberang dari koalosi partainya, Bima mengaku tidak terbenak untuk keluar dari PAN, karena Bima menganggap langkahnya sesuai dengan tujuan awal didirikanya PAN, yakni menjunjung tinggi reformasi.

"Saya ikut mendirikan partai ini, tidak ada sedikitpun ingin keluar drai partai. Ini adalah ikhtiar saya untuk sejalan dengan platform partai," kata Bima.

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019