Jakarta (ANTARA) - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut teknologi informasi (IT) mampu meningkatkan rasio perpajakan atau tax ratio Indonesia dari 10 persen menjadi 16 persen, bahkan 19 persen.

"Saya yakin, dengan program teknologi informasi, transparansi, kita pun bisa kembali ke 16 persen, bahkan 19 persen," kata Prabowo dalam Debat Kelima Pemilu Presiden yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, Sabtu.

Prabowo menuturkan, rasio perpajakan negara tetangga Malaysia dan Thailand saat ini mampu mencapai angka 19 persen karena menggunakan teknologi IT dan komputerisasi, sehingga bersifat transparan.

Dengan demikian, Prabowo meyakini bahwa program tersebut dapat diadopsi di Indonesia untuk meningkatkan rasio perpajakan.

Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menambahkan, jika terpilih, pasangan ini akan memisahkan badan penerimaan negara dari Kementerian Keuangan menjadi lembaga yang akan melapor langsung ke presiden.

"Kami akan memisahkan Badan Penerimaan Negara dari Kemenkeu, langsung lapor kepada presiden untuk meningkatkan tingkat kepatuhan pajak dan memastikan tax ratio itu meningkat," ungkap Sandiaga.

Sedangkan, untuk meningkatkan penerimaan zakat, pasangan ini akan mengedepankan jemput bola yang juga menggunakan teknologi ekonomi digital.

"Digital ekonomi ini akan mampu meningkatkan penerimaan pajak kita," ujarnya.


Baca juga: Prabowo janjikan kejar penerimaan pajak tanpa timbulkan guncangan
Baca juga: Prabowo sebut rasio pajak Indonesia kini sekitar 10 persen, Ini penjelasannya

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019