Jakarta (ANTARA) - West Ham United mengeluarkan larangan seumur hidup menonton pertandingan klub ini kepada siapa saja dari pendukungnya yang teridentifikasi memosting video seruan anti-semit yang terjadi menjelang pertandingan melawan Manchester United, Sabtu malam kemarin.

Pendukung klub ini terekam menyanyikan lagu pelecehan kepada musuh bebuyutan mereka Tottenham Hotspur, dalam sebuah trem sebelum pertandingan di Old Trafford, dimana West Ham kalah 1-2.

"Kami jijik melihat konten video itu," kata West Ham dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters. "Orang-orang ini tidak akan diterima di klub kita, mereka tidak akan diterima dalam masyarakat beradab".

"Kami akan segera mengambil tindakan untuk mengidentifikasi pelaku yang rinciannya kami serahkan kepada polisi dan akan dilarang seumur hidup masuk Stadion London serta bepergian bersama klub."

"Perilaku seperti ini tidak punya tempat di klub kita."

Baca juga: Dapat dua penalti, Manchester United menang 2-1 atas West Ham

Belum lama Sabtu kemarin badan sepak bola dunia FIFA mengeluarkan pernyataan untuk menanggapi insiden rasis yang terjadi belakangan ini dalam berbagai pertandingan sepak bola.

FIFA mendesak federasi-federasi dan liga-liga sepak bola nasional mengadopsi aturan keras dalam mengatasi rasisme, termasuk membolehkan wasit menghentikan pertandingan.

"Soal ini sungguh tak bisa diterima. Rasisme tak punya tempat dalam sepak bola, pun tidak punya tempat dalam masyarakat," kata Presiden FIFA Gianni Infantino.

Insiden yang terjadi Sabtu kemarin itu terjadi dua hari setelah sekelompok pendukung Chelsea terekam video sedang menyanyikan slogan anti-Islam terhadap pemain Liverpool Mohamed Salah sebelum pertandingan Liga Europa melawan Slavia Prague.

Reuters melaporkan, Arsenal juga menggelar investigasi setelah bek Napoli Kalidou Koulibaly dilecehkan secara rasis oleh seorang pendukung dalam pertandingan Liga Europa, Jumat dini hari lalu.

Baca juga: Hasil dan klasemen Liga Inggris, Tottenham duduki posisi ketiga lagi
 

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019