Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perhubungan (Dephub) memastikan tahun ini akan membeli 10 unit simulator pesawat Boeing 737 NG generasi terbaru (new generation) dari Amerika Serikat senilai 150 juta dolar AS untuk digunakan, selain sebagai sarana berlatih para siswa Sekolah Tinggi Ilmu Penerbang (STIP) Curug, juga untuk dikomersialkan. "Selain itu, 15 unit pesawat latih senilai Rp60 miliar juga siap untuk didatangkan," kata Kepala Badan Diklat (Kabadan Diklat) Dephub, Dedi Darmawan, kepada pers di Jakarta, Kamis. Menurut Dedy, pesawat tersebut akan bergabung dengan 41 pesawat latih yang sudah dimiliki STIP Curug dan berbahan bakar avgas yang saat ini sudah sangat sulit diperoleh, sedangkan untuk 15 unit pesawat latih yang baru itu menggunakan bahan bakar avtur yang relatif gampang dibeli. "Akibatnya, para taruna selama ini, sulit berlatih karena sulitnya avgas," katanya. Ia juga mengatakan sistem pengadaan 15 unit pesawat itu akan ditenderkan. "Yang jelas manfaat praktis dari simulator ini adalah para penerbang yang sudah ada dari maskapai di dalam negeri, tak perlu lagi ke luar negeri untuk berlatih kemampuannya, tetapi cukup di dalam negeri," katanya. Pengadaan simulator Boeing 737 NG itu, katanya, merupakan hasil kerjasama Badan Diklat Dephub dengan sekolah penerbang Alpeon dari Amerika. "Sekolah penerbang itu memberikan kepada kita gratis. Kami hanya diminta menyiapkan gedungnya dan tenaga instruktur," kata Dedi. Selain dengan Alpeon, juga dengan sekolah penerbang asal Canada, yaitu CAE dan Flight Safety Internasional serta ICAO (International Civil Aviation Organization) dengan pola MSA (Mutual Service Agrement). Pendidikan tenaga penerbang komersial di STIP Curug, lanjut Dedi, jauh lebih murah atau hanya 30 ribu dolar AS, sementara di Australia biayanya mencapai 60 ribu dolar AS, imbuhnya. Indonesia hingga 10 tahun mendatang diperkirakan memerlukan empat ribu penerbang, sedangkan kemampuan STIP Curug setiap tahunnya hanya mampu menghasilkan 200 penerbangan saja. (*)

Copyright © ANTARA 2007