NTT Docomo melonjak 3,6 persen, sementara saingannya dan salah satu kelas berat Nikkei, KDDI Corp, naik 5,9 persen dan SoftBank Corp naik 3,1 persen
Tokyo (ANTARA) - Nikkei Jepang naik ke posisi tertinggi dalam empat bulan pada akhir perdagangan Selasa, didorong oleh kenaikan di tiga operator seluler besar, setelah pemimpin pasar NTT Docomo mengumumkan penurunan harga yang lebih kecil dari yang dikhawatirkan, sehingga menenangkan kekhawatiran tentang perang harga.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) menambah 52,55 poin atau 0,24 persen, dari tingkat penutupan Senin (15/4/2019), menjadi mengakhiri perdagangan di 22.221,66 poin, menandai level penutupan tertinggi sejak 3 Desember. Tetapi, indeks Topix yang lebih luas berakhir turun 1,47 poin atau 0,09 persen, menjadi 1.626,46 poin.

Sub-indeks informasi dan komunikasi sejauh ini merupakan yang terkuat di antara 33 kelompok industri Topix, naik 1,7 persen.

NTT Docomo melonjak 3,6 persen, sementara saingannya dan salah satu kelas berat Nikkei, KDDI Corp, naik 5,9 persen dan SoftBank Corp naik 3,1 persen.

Setelah pasar tutup pada Senin (15/4/2019), NTT Docomo mengatakan akan memangkas biaya operator hingga 40 persen. Namun, banyak penggunanya tidak akan melihat pengurangan skala itu dan rencana harga baru, yang secara luas dianggap kompleks, tidak termasuk biaya handset.

“Kami tidak melihat dampak negatif yang besar pada laba (NTT Docomo) dan melihat probabilitas rendah dari perusahaan-perusahaan lain merespons dengan pemotongan harga yang besar,” tulis analis SMBC Nikko Satoru Kikuchi dalam sebuah catatan.

Tiga perusahaan telekomunikasi besar Jepang, yang memiliki kapitalisasi pasar gabungan sekitar 20 triliun yen (178,7 miliar dolar AS), telah berada di bawah tekanan pemerintah untuk mengurangi biaya operator guna membantu merangsang pengeluaran konsumen di bagian-bagian lain ekonomi.

Mengupas keuntungan mereka, pasar lemah dengan sentimen yang hampir tidak bergairah.

Pengecer sangat lemah, di tengah kekhawatiran tentang kenaikan pajak konsumsi yang direncanakan pada Oktober, dengan Seven&i tergelincir 1,2 persen ke posisi terendah lima tahun.

"Reli yang sedang berlangsung di Nikkei tidak didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang luas atau fundamental, melainkan oleh likuiditas yang cukup dan spekulasi," kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

Fujito mengatakan acuan Nikkei telah didukung selama beberapa minggu terakhir oleh beberapa saham kelas berat, yaitu Fast Retailing dan SoftBank Group.

“Jika Anda melihat ke belakang, beberapa hedge funds (dana lindung nilai) spekulatif tampaknya mendorong Nikkei secara artifisial dengan membeli kelas berat Fast Retailing dan SoftBank Group. Jika mereka memutuskan untuk mengambil untung, itu bisa berbalik arah dalam waktu dekat -- kecuali pasar melihat data keras yang solid untuk mendukung kenaikan lebih lanjut."

Dalam tanda distorsi pasar, rasio Nikkei/Topix (NT) naik menjadi 13,66, penutupan tertinggi abad ini.

Baca juga: Bursa Tokyo dibuka menguat, terkerek saham telekomunikasi
Baca juga: Bursa saham Tokyo ditutup naik didukung harapan prospek ekonomi global

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019