Jakarta (ANTARA) - Pelatih Ajax Amsterdam Erik ten Hag menyebut timnya akan terus menembus batas setelah mereka membawa udara segar di Liga Champions dengan mencapai semifinal kompetisi elite Eropa ini, Rabu dini hari WIB.

Setelah menghempaskan Real Madrid 4-1 di Bernabeu pada babak sebelumnya, Ajax tertinggal lebih dulu untuk berbalik mengalahkan Juventus 2-1 di Turin dan menyempurnakan kemenangan mengesankan dalam agregat 3-2 pada perempat final.

Dengan cara tersebut, mereka menjadi tim pertama yang mencapai semifinal Liga Champions setelah menyelesaikan tiga babak kualifikasi.

Ajax memulai petualangan mereka dalam babak kualifikasi kedua pada 25 Juli atau 10 hari setelah final Piala Dunia, di kandang klub Austria Sturm Graz, yang saat itu ditonton oleh sekitar 50.000 fans.

Secara keseluruhan, pertandingan Rabu dini hari WIB tadi adalah pertandingan ke-16 mereka dalam Liga Champions musim ini, enam kali lebih banyak dibandingkan dengan Juventus.

Baca juga: Pecundangi Juventus 2-1, Ajax lolos ke semifinal

"Tim ini terus tumbuh. Kami tahu bagaimana menembus batasan setiap waktu. Dan baik melawan Tottenham maupun Manchester City pasti menjadi tantangan lain. Kami menanti tantangan itu," kata ten Hag yang timnya akan menghadapi salah satu klub Liga Inggris itu dalam semifinal.

Seperti dilaporkan Reuters, ten Hag melanjutkan, "Ini kenikmatan. Kami harus menaklukkan gelombang mereka sejak awal. Kita sudah melewati masa sulit keluar dari tekanan, tetapi hampir membuat Juventus tak berkutik."

"Pada babak kedua kami memiliki tiga sampai empat peluang bersih. Saya kira kami harus lebih cepat lagi. Tetapi saya orang yang bahagia dan bangga kepada tim saya."

Kendati menghadirkan para pemain top dan pelatih top dunia, kompetisi elite Eropa ini berada dalam bahaya stagnan selama sepuluh tahun terakhir karena terus didominasi oleh klub-klub kaya raya.

Baca juga: Allegri akui Ajax pantas menang dan Juventus kurang sabar

Luar biasanya, Ajax adalah tim pertama dari luar Inggris, Jerman, Spanyol, Italia dan Prancis yang mencapai empat besar sejak PSV Eindhoven yang juga dari Belanda, 14 tahun lalu.

Dulu pernah dianggap kekuatan besar dalam sepak bola Eropa, Ajax menjadi klub pengumpan selama 10 tahun terakhir dengan mendatangkan pemain-pemain baru, membuat pemain-pemain muda ini dewasa dan mengembangkan permainan mereka sebelum dijual.

Namun demikian mereka juga bisa membentuk tim muda yang memperagakan permainan yang cair dan menawan.

"Adalah hasil yang dianggap sangat penting oleh sepak bola Belanda," kata ten Hag seperti dikutip Reuters.

"Kami telah kembali, tanda-tandanya sudah kelihatan. Kami memiliki talenta-talenta yang luar biasa. Kami bukan favorit, tetapi bersama filosofi kami, kami kembali telah melewati batas-batas kami."

Baca juga: Mampu singkirkan Juve, Sergio Busquets sebut Ajax tim spektakuler

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019