Jakarta (ANTARA) - Pemungutan suara sebagai salah satu tahapan Pemilihan Umum yang dilaksanakan secara serentak pada 2019 telah dilaksanakan dari Sabang sampai Merauke, walaupun di beberapa daerah mengalami penundaan karena keterlambatan logistik.

Beberapa ungkapan "plong"(lega) diungkapkan para kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang telah berhasil melakukan pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS) masing-masing.

"Plong," kata Jokowi kepada wartawan seusai mencoblos di TPS 008 yang berlokasi di Gedung Lembaga Administrasi Negara (LAN) Kelurahan Gambir, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.

Jokowi yang datang ke TPS bersama Iriana Joko Widodo yang kompak mengenakan kemeja putih pada pukul 10.17 WIB ini yakin optimis menang dalam pemilihan presiden (pilpres 2019). "Ya selalu dalam bekerja kita ini optimis terus."

Namun Jokowi mengaku belum memprediksi hasil kemenangannya. "Ya nanti dilihatlah sabar tinggal berapa jam juga sudah kelihatan."

Pasangan Jokowi, Cawapres RI Ma'ruf Amin menyatakan Pemilu serentak 2019 merupakan pencoblosan paling nikmat yang pernah dia jalani.

"Waduh nikmat sekali, ya. Mencoblos di tempat sendiri mendapat dukungan dari masyarakat, semuanya menyambut gembira, saya kira ini pencoblosan paling nikmat," kata Ma'ruf Amin seusai menggunakan hak pilih di TPS 051, Koja, Jakarta Utara, Rabu.

Dia meyakini dapat meraih 90 persen suara di TPS 051 Koja karena wilayah itu merupakan kediamannya sebelum menjadi cawapres.

Semenjak menjadi cawapres Ma'ruf lebih banyak menjalani kegiatan di Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat.

Dia mengaku lega setelah melakukan pencoblosan itu.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Uno setelah mencoblos atau menggunakan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02, Jl. Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Plong banget. Plong dan ingin sekali lagi berterima kasih pada masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari pulau Miangas sampai Pulau Rote," kata Sandi usai mencoblos di TPS bersama istri Nur Asia Uno, tiga anak, serta kedua orang tuanya.

Dalam kesempatan ini Sandi juga mengharapkan pilpres kali ini lancar dan masyarakat didengar aspirasinya. "Saya sangat bahagia di penghujung kontestasi demokrasi ini kita hanya berbicara ekonomi yang mempersatukan kita."

Menurutnya, masyarakat menginginkan ekonomi dikelola dengan baik dengan membuka lapangan pekerjaan dan biaya hidup yang rendah.

Sandiaga mengatakan pemilu kali ini adalah pengalaman bersejarah karena untuk pertama kalinya pileg dan pilpres bersamaan.

"Jadi saya kembali mengimbau masyarakat untuk datang ke TPS seawal mungkin. Saya semenjak datang, antrian tidak terlalu panjang, waktunya sekitar 45 menit - satu jam," kata Sandiaga.

Sementara pasangan Sandiaga, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menilai pemilu akan berlangsung damai kalau tidak ada berlangsung bersih dan tidak ada kecurangan dalam penyelenggaraannya.

"Kalau pemilu damai maka harus bersih dan tidak ada kecurangan, baru bisa damai," kata Prabowo usai memberikan suaranya di TPS 041, Bogor, Rabu.

Dia mengatakan dirinya dan para pendukungnya tidak bisa menjamin pemilu berlangsung damai karena yang bisa menjaminnya adalah yang memiliki kekuasaan.

Prabowo mengibaratkan seperti pertandingan sepak bola, kalau ada satu tim merasa wasitnya berat sebelah maka tim tersebut tidak puas dengan berlangsungnya pertandingan.

"Penonton yang pendukung kesebelasan itu tidak puas, kalau itu terjadi bagaimana saya bisa jamin. Saya tidak punya kekuasaan," ujarnya.

Karena itu dia menghimbau kepada para penyelenggara pemilu untuk bekerja profesional untuk kepentingan bangsa Indonesia.

Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan para pendukungnya selalu menunjukkan sikap tertib dan damai ketika kampanye, namun mereka tidak ingin dibohongi dan dicurangi.

"Berkali-kali kami kumpul dengan jutaan orang, dalam dua jam sampah bersih. Kami ingin benar-benar terhormat dan damai," katanya.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pemilihan umum 2019 dinyatakan berhasil jika bisa mempersatukan bangsa kembali setelah gelaran pesta demokrasi usai.

"Pemilu ini berhasil, kalau setelah pemilu besok lusa, kita bisa rukun. Mempersatukan kita kembali," ujar Zulkifli setelah menggunakan hak pilihnya di TPS 167 Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu.

Zulkifli menyebut pemilu akan berjalan sukses dan demokrasi berjalan semakin baik apabila antar warga negara dapat kembali merajut persatuan dan hidup rukun dengan perbedaan sehingga memperkuat kembali ikatan kebangsaan.

Ia menyebut periode delapan bulan dalam kontestasi politik para kandidat wakil rakyat, membuat bangsa menjadi terpecah-belah dalam perbedaan pandangan politik.

"Delapan bulan terlalu lama memang, kita bertengkar karena macam-macam hal. Oleh karena itu Undang-Undang kita lihat, jangan terlalu lama lah bertengkar itu," ujarnya.

Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengharapkan siapa pun presiden terpilih baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto harus menjadi pemimpin yang amanah, adil dan mencintainya rakyatnya.

"Kita semua berharap, siapapun yang terpilih, presiden atau wakil rakyat yang duduk di DPR, DPD, DPRD, semoga mereka menjadi pemimpin dan wakil rakyat yang amanah, adil dan benar-benar cintai rakyat sepenuh hati," kata AHY usai menggunakan hak pilihnya di Pemilu serentak 2019 dengan mencoblos di TPS 013, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu siang.

AHY didampingi istrinya, Anissa Pohan kompak menggunakan kaos berwarna biru yang bertuliskan "Jangan Golput" tiba di TPS 013 sekitar pukul 11.45 WIB

Ia juga meminta agar tidak melupakan janjinya selama kampanye dan segera wujudkan dengan baik apa yang bisa dilakukan untuk rakyat dan negara.

Dalam kesempatan itu, AHY juga mengajak untuk anak-anak muda agar menggunakan hak suaranya dan meminta setelah pemilihan jangan saling terpecah belah.

"Hanya karena perbedaan pandangan dan pilihan politik. Bahkan ada hubungan persahabatan juga hubungan keluarga yang terganggu karena berbeda parpol berbeda capres dan lain sebagainya," kata AHY.

Putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga mengajak agar masyarakat tidak memperpanjang permusuhan yang ada usai pemilu ini akibat dari perbedaan pilihan politik.

"Mari setelah selesai semua, jangan permusuhan diperluas atau diperpanjang. Segera lakukan rekonsiliasi, rukun kembali sebagai bangsa karena tugas generasi ke depan jauh lebih besar daripada hanya bergontok-gontokan hanya karena perbedaan pilihan saat pemilu ini," kata AHY.

Semoga semua semakin baik. Insyaallah lima tahun mendatang kita semua songsong masa depan yang semakin baik, katanya.*


Baca juga: Jessica Iskandar berharap capres terpilih lanjutkan pembangunan

Baca juga: Warga perbatasan kesulitan coblos caleg akibat tak bisa baca



 

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019