Surabaya (ANTARA News) - Foto-foto karya sejumlah fotografer asal Prancis dipamerkan di Pusat Kebudayaan Perancis (CCCL) Surabaya dengan tema "Objektif Paris", pada 20 - 28 November 2007. "Pameran ini tergolong istimewa sekaligus langka. Pameran ini menampilkan foto-foto karya beberapa fotografer Perancis ternama secara bersama, yang di antara mereka ada yang telah meninggal," kata Atase Pers Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL), Primanda Krishna Airlangga, di Surabaya, Rabu. Ia menyebutkan, para fotografer ternama itu, antara lain Henri Cartier Bresson, Robert Doisneau, William Klein, Andre Kertesz, Michel Semeniako, Jean-Luc Moulene dan Keiichi Tahara. "Pameran ini juga langka, karena karya-karya yang ditampilkan mengabadikan wajah kota Paris sepanjang abad 20 dan diseleksi dari lima tempat serta museum penting pemerintah kota Paris," katanya. Foto-foto itu dibawa dari Perpustakaan Sejarah Kota Paris, Museum Carnavalet, Museum Seni Modern, Rumah Fotografi Eropa dan Yayasan Seni Kontemporer Kota. Kurator pameran ini adalah Anne Cartier Bresson, Kepala Pelestarian Warisan Bersejarah Kota Paris dan Direktur Unit Restorasi dan Konservasi Fotografi (ARCP), sekaligus ahli waris hak cipta Henri Cartier Bresson. Bresson adalah fotografer jurnalis Prancis yang banyak melakukan perjalanan mancanegara, termasuk liputan khusus seputar awal kemerdekaan Republik Indonesia. Ia juga memiliki koleksi foto jurnalistik mengenai Presiden RI pertama, Ir. Soekarno. "Pameran foto ini berkeliling dari negara satu ke negara lain. Jadi, kemungkinan besar publik di Indonesia hanya berkesempatan melihatnya satu kali singgah di sini. Surabaya merupakan salah satu kota yang memperoleh kesempatan ini," katanya. Kota lain di Indonesia yang mendapatkan kesempatan pameran adalah Yogjakarta (3 - 18 Nopember) dan Jakarta (7 - 21 Desember). Menurut Karishna, "Objectif Paris" berbicara mengenai wajah sebuah kota lewat karya para fotografer yang besar di kota tersebut sepanjang abad ke-20. "Paris, sebuah kota yang menjaga dan melestarikan peninggalan masa lalunya. Gedung-gedung bersejarah terawat dengan baik dan hingga kini menjadi ciri khas kota tersebut. Bangunan berharga dari masa lalu menjadi penghubung generasi abad-abad lalu, kini hingga mendatang," katanya. Menurut dia, sejarah Paris, sejak Louis Daguerre menemukan fotografi daguerreotype, tak terpisahkan dari fotografi. Selain dari sisi pelestarian kota, pameran ini, juga menjadi bagian dari upaya pelestarian produk budaya di ranah fotografi, karya para fotografer mulai era 1900-an yang tetap dijaga hingga kini. Dikatakannya, tokoh-tokoh seperti almarhum Henri Cartier Bresson, almarhum Robert Doisneau turut membesarkan fotografi dan menjadi bagian dari sejarahnya juga. "Para fotografer dalam pameran ini terpikat oleh kota Paris dan mereka merekam berbagai wajah dan aspek kesehariannya dengan ciri mereka masing-masing. Para saksi mata ini menceritakan sejarah kota melalui kekuatan foto-foto mereka," katanya. Ia menjelaskan, lewat pameran, "Objectif Paris", masyarakat diundang untuk ikut melintasi waktu dan seolah-olah menjadi saksi mata bagaimana rupa dan seluk-beluk kehidupan kota Paris mulai dari tahun 1900-an hingga kini. "Objectif Paris sengaja dikelilingkan dengan tujuan agar masyarakat luas di negara-negara lain juga memperolah kesempatan untuk melihatnya," kata Krishna. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007