Cirebon (ANTARA) - Sultan ke XIV Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadingrat mengatakan masyarakat jangan mau diajak oleh para elit politik untuk merayakan pesta kemenangan sampai ada pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kepada masyarakat jangan mau lagi diajak elit politik mendukung pesta kemenangan sebelum ada pengumuman resmi dari KPU," kata Sultan Arief di Cirebon, Kamis, menanggapi sutuasi politik pada pilpres setelah kedua belah pihak saling mengklaim kemenangan.

Sultan melanjutkan sebaiknya kedua belah pihak yang sedang berkompetisi untuk menahan diri, jangan sampai melenakan masyarakat luas yang bisa menimbulkan perselisihan.

Untuk itu kata Sultan Arief, kedua belah pihak harus bisa menenangkan pendukungnya dan menunggu sampai pengumuman resmi dari KPU.

"Kami mohon kedua belah pihak untuk menahan diri. Tidak melaksanakan pesta kemenangan dan syukuran kemenangan sampai pengumuman resmi dari KPU," ujarnya menegaskan.

Sultan Arief juga mengajak semua masyarakat untuk kembali bersahabat dan jangan sampai ada pertentangan, apalagi bermusuhan yang disebabkan beda pilihan.

Karena persatuan itu kata Sultan, lebih utama dan penting untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, sebab ini semua tanggung jawab anak bangsa.

"Masyarakat sudah selesai setelah melaksanakan haknya dalam mencoblos. Selanjutnya kita guyub lagi bersatu lagi sebagai bangsa Indonesia yang penuh keramahan dan silaturahmi serta menjaga persatuan," katanya.

Pada Pemilu yang berlangsung hari Rabu (17/4) kemarin khususnya untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024, kedua pasangan calon mengklaim menang menurut versi masing-masing.

Untuk pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyatakan kemenangan sesuai dengan hasil 'Quick Count' atau hitung cepat dari berbagai lembaga survei.

Sementara untuk pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengklaim kemenangan mencapai 62 persen dari 'real count' yang telah dilakukan pihaknya.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019