Pangkalpinang (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta masyarakat khususnya umat Islam untuk tetap tenang menyikapi hasil penghitungan suara cepat atau quick count Pilpres 2019 yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga survei karena data tersebut tidak resmi.

"Kami berharap masyarakat tetap tenang dan tidak berbuat hal-hal yang mengganggu kondusivitas pascapemilu tahun ini," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepulauan Babel Zayadi Hamzah di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan hasil penghitungan suara pemilu resmi hanya dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Karena itu, masyarakat tetap tenang, bersabar dan menjaga persaudaraan menunggu hasil penghitungan suara resmi dari penyelenggara pemilu tersebut.

"Quick count itu hanya bersifat asumsi atau perkiraan sehingga masyarakat tidak terlalu mempercayai data-data yang ditayangkan di media massa tersebut," katanya.

Selain itu, ia juga berharap para elit politik dan tim pemenangan juga untuk menjaga kondusivitas masyarakat pasca-pemilu yang digelar secara serentak pada Rabu (17/4).

"Kita berharap seluruh elemen masyarakat dan tidak saling klaim kemenangan sebelum ada data resmi dari KPU agar keamanan, ketentraman dan kedamaian masyarakat tetap terjaga dengan baik," ujarnya.

Menurut dia, penyelenggaraan pilpres dan pileg yang digelar secara serentak tahun ini berlangsung dengan sangat baik. Masyarakat dengan antusias datang ke TPS menggunakan hak pilih memilih capres dan caleg.

"Mari kita menjaga kondisi keamanan masyarakat ini, agar persatuan bangsa ini tetap terjaga dengan baik pasca-pemilu ini," katanya. 
Baca juga: MUI ajak masyarakat jaga persatuan
Baca juga: MUI imbau masyarakat jaga persatuan-kedamaian
Baca juga: MUI ajak masyarakat tenang sikapi "quick count"

Pewarta: Aprionis
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019