Jakarta (ANTARA) - Proses pemungutan suara Pemilu serentak 2019 di luar negeri telah digelar pada 8 April sampai dengan 14 April.

Pemungutan suara pemilu di luar negeri menggunakan tiga metode. Pertama, memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersedia di luar negeri. Kedua, memilih dengan Kotak Suara Keliling (KSK) yang bertempat di dekat pemukiman atau tempat kerja WNI, dan ketiga adalah metode pengiriman surat suara lewat pos.

Seluruh warga negara Indonesia yang menetap di luar negeri akhirnya dapat meramaikan gegap gempita pesta demokrasi ini dengan berpartisipasi menggunakan hak pilihnya.

Meskipun proses pemungutan suara Pemilu serentak 2019 dilaksanakan terlebih dahulu, proses penghitungan suara dilakukan secara serentak bersamaan dengan penghitungan di Tanah Air.

Proses penghitungan suara Pemilu serentak 2019 di luar negeri telah dilaksanakan pada 17 April waktu setempat.

Berdasarkan hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2019 di sejumlah TPS di berbagai negara, pasangan calon presiden dan wakil presiden Indonesia nomor urut satu, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, mendominasi perolehan suara warga negara Indonesia di luar negeri.

Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin berjaya dalam meraih dukungan dari warga negara Indonesia di China, Jerman, Korea Selatan, Korea Utara, negara Balkan, Bangladesh, Nepal, Filipina, Myanmar, Ethiopia, dan Lebanon.

Sedangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Indonesia nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mendominasi perolehan suara di Islamabad dan Suriah.

Dalam penghitungan surat suara yang dilakukan di halaman KBRI Beijing, Rabu, pasangan nomor urut 01 itu mengumpulkan 370 suara di TPS 01 sedangkan pasangan nomor urut 02 hanya 50 suara. Surat suara tidak sah sebanyak tiga lembar.

Di TPS 02 Jokowi-Ma'ruf meraih 418 suara sedangkan rivalnya Prabowo-Sandi dengan 54 suara. Surat suara tidak sah tercatat ada enam lembar.

Di Jerman, Joko Widodo-Ma'ruf Amin meraih 76,34 persen suara dalam Pemilu 2019.

Pasangan 01 itu unggul dengan total perolehan suara sebanyak 1.384 suara, sementara pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 429 suara atau 23,66 persen dari total suara.

Total surat suara pemilu RI di Jerman yang terhimpun dari metode TPS dan pos adalah 1.853 surat suara untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, dan 40 di antaranya adalah suara tidak sah.

Sebelum penghitungan surat suara dimulai, tepat pukul 08.15 waktu setempat Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) Berlin mengumumkan penutupan resmi penerimaan surat suara melalui pos.

"Dengan demikian, semua surat suara sudah masuk. Dari penghitungan yang kami lakukan, total jumlah surat suara yang diterima adalah sebanyak 1.853 terdiri dari 1.257 surat suara melalui TPS dan 596 surat dikumpulkan melalui jasa pos," kata Ellizabeth, anggota PPLN Berlin yang bertindak selaku penanggung jawab penghitungan suara.

Proses penghitungan surat suara resmi dimulai pukul 08.30 pagi. Penghitungan dilakukan dalam empat kelompok berdasarkan metode pengumpulan surat suara, yaitu tiga kelompok penghitungan untuk metode TPS dan satu kelompok penghitungan untuk metode pos.

Penghitungan dilakukan oleh KPPSLN dan PPLN Berlin dan dilihat oleh para saksi. Sejumlah anggota masyarakat Indonesia di sekitar Berlin ikut menyaksikan proses penghitungan surat suara.

Pasangan Jokowi-Amin juga berjaya dalam meraih dukungan dari kalangan warga negara Indonesia di Korea Utara dan Korea Selatan.

Dalam penghitungan di Kedutaan Besar RI di Pyongyang, Rabu (17/4), pasangan capres-cawapres nomor urut 01 itu meraih 21 suara, sedangkan pasangan calon nomor urut 02 hanya meraih tiga suara. Pemungutan suara Pemilu 2019 di Korut berlangsung pada Minggu (14/4) dan diikuti 24 WNI.

Di Korea Selatan, Joko Widodo-Ma'ruf Amin tercatat unggul dengan perolehan suara sekitar 67,6 persen.

Dari sekitar 7.085 suara sah, pasangan 01 tersebut meraup 4.791 sementara pesaingnya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, mendapatkan 2.294 suara.

Menanggapi cukup lancarnya pemilihan umum di wilayah kerjanya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, menyatakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

"Saya berterima kasih kepada semua pihak yang membantu penyelenggaraan pemilihan umum kali ini," kata Umar.

Proses perhitungan suara di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul terpantau cukup lancar meski sempat terjadi perdebatan antara beberapa saksi dengan petugas KPPSLN karena perbedaan perhitungan surat suara.

Dominasi perolehan suara pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berlanjut di Filipina dan Myanmar.

Berdasarkan penghitungan suara yang dilakukan oleh PPLN Manila, pasangan nomor urut 01 itu unggul dengan total perolehan suara sebanyak 1.163 suara, sementara pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 91 suara.

Proses penghitungan suara di dua Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) Manila dimulai pada Rabu (14/4) pukul 14.00 waktu setempat di KBRI Manila. Penghitungan disaksikan oleh masyarakat Indonesia di Manila dan sekitarnya serta staf KBRI.

Di Myanmar, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan total perolehan suara sebanyak 151 suara, sementara pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 51 suara.

Keunggulan perolehan suara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin juga terjadi di negara Balkan, yaitu Serbia dan Montenegro.

Menurut hasil penghitungan, Paslon 01 (Jokowi-Amin) memperoleh 59 suara (77,63 persen) dari 76 surat suara sah dan Paslon 02 (Prabowo-Sandiaga) memperoleh 17 suara (22,37 persen).

Di belahan wilayah lainnya, yaitu Ethiopia dan Djibouti, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin menang mayoritas dengan perolehan 71,24 persen suara dari total 153 pemilih terdaftar. Sementara itu, pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 27,45 persen.

Di Islamabad, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul dalam penghitungan suara dengan perolehan 225 suara atau 72,12 persen.

Dari hasil rekapitulasi, Paslon 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, memperoleh 81 suara atau 25,96 persen sedangkan Paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mendapat  225 suara atau 72,12 persen.

Dengan demikian, Paslon nomor urut 02 unggul dalam penghitungan suara di Islamabad. Surat suara Presiden dan Wakil Presiden (PPWP) yang tidak sah sebanyak enam suara atau 1,92 persen.

Sementara itu, PPLN Damaskus menyampaikan bahwa pasangan 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno memenangkan perolehan suara pemilu di Suriah. Di negara itu, Prabowo-Sandi unggul dengan total perolehan suara sebanyak 83 suara, sementara Joko Widodo-Ma'ruf Amin memperoleh 48 suara.

PPLN Damaskus melakukan pemungutan suara Pemilu 2019 dengan dua metode, yaitu mencoblos langsung di TPS dan kotak suara keliling (KSK).

Untuk perolehan suara dari metode coblos langsung di TPS 001 Damaskus, Prabowo-Sandi mendapatkan 50 suara sedangkan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 28 suara. Selain itu, ada lima surat suara tidak sah di TPS tersebut.

Sementara itu berdasarkan perolehan suara dari KSK di Kota Allepo, pasangan nomor urut 01 memperoleh 17 suara dan pasangan nomor urut 02 memperoleh 30 suara, dan ada dua surat suara tidak sah.

Selanjutnya, untuk perolehan suara dari KSK di Kota Lattakia, masing-masing pasangan capres-cawapres mendapatkan tiga suara.


Partisipasi pemilih meningkat

Tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 di berbagai daerah di China relatif tinggi, bahkan melampaui target Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Informasi yang dihimpun ANTARA dari tiga kantor perwakilan RI di daratan Tiongkok yang memiliki  PPLN, menunjukkan tren partisipasi politik yang tinggi.

Di TPS 001 Kedutaan Besar RI di Beijing, tingkat partisipasi mencapai 93 persen.

Persentase itu diperoleh dari jumlah surat suara tersedia yang mencapai 453 lembar, baik untuk Calon Presiden-Calon Wakil Presiden maupun DPR-RI Daerah Pemilihan II DKI Jakarta sementara surat suara yang dicoblos sebanyak 423 lembar.

Surat suara yang tersedia di TPS 002 KBRI Beijing bahkan lebih banyak, yakni mencapai 514 lembar. Adapun surat yang digunakan oleh pemilih adalah sebanyak 478 sehingga tingkat partisipasi di TPS tersebut mencapai 92 persen.

Sementara itu, Ketua PPLN Islamabad, Muladi Mugheni, menyampaikan apresiasi terhadap tingginya tingkat partisipasi  WNI dalam  Pemilu Serentak tahun 2019 di Islamabad.

"Alhamdulillah dari total 263 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di  PSLN Islamabad, surat suara yang tercoblos sebanyak 246. Artinya, tingkat partisipasi WNI sebanyak 93,5 persen. Sedangkan yang menggunakan hak pilih untuk DPT Pos sebanyak 67 orang dari jumlah keseluruhan sebanyak 106 orang. Artinya, untuk DPT Pos tingkat partisipasi WNI sebanyak 63,2 persen," tutur Muladi.

Partisipasi pemilih juga meningkat di Belanda. Partisipasi warga negara Indonesia yang memberikan suaranya dalam Pemilu 2019 mencapai lebih dari 50 persen, atau meningkat drastis dibandingkan pemilu sebelumnya.

Ketua PPLN Den Haag Moeljo Wijono mengatakan bahwa warga Indonesia yang datang ke TPSLN) saat Pilpres 2014 sebanyak 2.328 orang, sementara Pemilu tahun ini sebanyak 4.530 orang tercatat memberikan suara secara langsung di TPSLN yang bertempat di Sekolah Indonesia Den Haag, Wassenar, Sabtu (13/4).

"Itu berarti partisipasi pemilih meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan Pilpres 2014," ujar Moeljo dalam keterangan tertulis.

Pemilu 2019 juga menandai pertama kalinya partisipasi WNI di Belanda berhasil mencapai target Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mencapai tingkat 50 persen partisipasi pemilih di luar negeri.

PPLN menghitung dari 11.744 WNI yang terdaftar dalam DPT Belanda, lebih dari 6.000 orang memberikan suaranya baik melalui TPSLN, sebanyak 4.530 orang, maupun melalui pos, yang sampai 13 April 2019 sudah berjumlah lebih dari 1.400 orang.

Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah sampai dengan penghitungan suara pada 17 April 2019.

"Padahal pada pemilu sebelum-sebelumnya, partisipasi pemilih di Belanda paling banyak 35 persen. Jadi pemilu tahun 2019 adalah rekor pemilih terbanyak sepanjang pemilu Indonesia diadakan di Belanda. Panitia sangat mengapresiasi warga yang sangat bersemangat menyalurkan hak pilihnya," tutur Moeljo.

Selain itu, hasil penghitungan partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019 di Berlin, Jerman, mencapai 93 persen atau jauh di atas tingkat partisipasi tingkat nasional di Jerman pada tiga pemilu terakhir.

Partisipasi pemilih tingkat nasional di Jerman pada 2014 tercatat sebesar 70,99 persen, pada 2009 sebesar 71.77 persen, dan pada 2004 sebesar 76.60 persen.

Dalam keterangan tertulis dari Kedutaan Besar RI Berlin, disebutkan bahwa jumlah pemilih yang masuk dalam DPT Berlin sebanyak 2.184 orang.

Dari angka tersebut, 1.372 orang tercatat ingin mencoblos surat suara langsung di TPSLN Berlin pada Sabtu (13/4).

Usai pemungutan suara berakhir pukul 19.10 waktu setempat (beda waktu 5 jam lebih lambat dari WIB),  PPLN  bersama KPPSLN Berlin, serta para saksi independen melakukan rekapitulasi penghitungan jumlah pemilih di TPS.

Dari penghitungan tersebut, jumlah pemilih di TPS tercatat sebanyak 1.257 orang atau sekitar 93.7 persen dari angka pemilih TPS.

Jumlah 1.257 orang tersebut termasuk di dalamnya pemilih yang tercatat sebagai Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan (Daftar Pemilih Khusus DPK), yakni mereka yang baru tercatat pada saat hari pemilihan, ujar Ketua PPLN Berlin Roni Soesman.

Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019