Jakarta (ANTARA) - Manufaktur otomotif Jepang, Nissan Motor, akan memangkas 15 persen produksi global pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2020, karena pergeseran strategi ekspansi yang dijalankan mantan pimpinan Carlos Ghosn, menurut warta surat kabar Nikkei, Jumat, dilansir Reuters.

Pengurangan produksi itu merupakan yang terbesar dalam satu dekade terakhir oleh pabrikan Jepang. Mereka juga terpaksa mengurangi jumlah kendaraan yang dipasarkan karena melemahnya penjualan di pasar internasional, terutama Amerika Serikat, lapor Nikkei.

Nissan berencana memproduksi sekitar 4,6 juta unit mobil pada tahun fiskal 2019, kata Nikkei, mengutip pengumuman perusahaan kepada para pemasok.

Langkah itu akan berdampak pada pendapatan, bahkan memengaruhi aliansi Nissan dengan produsen mobil Prancis Renault, kata Nikkei, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Nissan mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui surat elektronik (email) bahwa laporan itu tidak sesuai dengan pengumuman perusahaan, dan mereka enggan mengomentari spekulasi itu.

Sejak awal tahun ini, Nissan berjuang mengantisipasi penurunan penjualan dengan menurunkan perkiraan laba operasi untuk tahun fiskal ini menjadi 4 miliar dolar AS.

Jumlah itu 22 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya dan menjadi laba terendah Nissan sejak 2013.

Baca juga: Penahanan mantan bos Nissan Ghosn diperpanjang
Baca juga: Nissan produksi Navara di Afsel

 
Pewarta:
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019