Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa pembangunan Bendungan Gondang di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sangat bermanfaat dalam rangka menjaga pasokan irigasi ke lahan persawahan di sekitar daerah tersebut.

"Bendungan Gondang merupakan salah satu dari program pembangunan 65 bendungan yang bertujuan menambah tampungan air sehingga kontinuitas suplai air irigasi ke sawah terjaga," kata Basuki Hadimuljono dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut Basuki, kehadiran Bendungan Gondang yang membendung Sungai Garuda dinilai akan mengalirkan air iritasi secara lebih berkelanjutan dari metode sebelumnya yang lebih mengandalkan tadah hujan.

Saat ini dari 7,3 juta hektar lahan irigasi, lanjut Menteri PUPR, hanya sebanyak 11 persen yang mendapatkan jaminan air dari bendungan akan menjadi sekitar 20 persen dengan selesainya 65 bendungan.

Bendungan Gondang yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Ditjen Sumber Daya Air memiliki kapasitas tampung 9,15 juta meter kubik dan luas genangan 43,86 hektare.

Bendungan itu juga akan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 4.680 hektare di Kabupaten Karanganyar dan Sragen.

Selain irigasi, manfaat lainnya adalah menjadi sumber air baku bagi Kabupaten Karanganyar dan Sragen masing-masing sebesar 100 liter/detik, mereduksi debit banjir sebesar 8 persen dari semula 503 meter kubik/detik turun menjadi 462 meter kubik/detik, konservasi air, destinasi wisata, sebagai kawasan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Garuda.

Pembangunan dilakukan sejak tahun 2014 dengan anggaran Rp657 miliar dengan kontraktor PT Waskita Karya, dan ditargetkan selesai pertengahan tahun 2019.

Selain Bendungan Gondang, Kementerian PUPR juga tengah membangun empat bendungan lain di Jawa Tengah, yakni Bendungan Randu Gunting di Kabupaten Blora, Bendungan Jragung di Semarang, Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri serta Bendungan Jlantah di kabupaten Karang Anyar.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa hingga tahun 2018, sebanyak 55 dari 65 bendungan sudah dalam tahap konstruksi di mana 14 bendungan di antaranya sudah rampung atau dalam tahap penyelesaian akhir konstruksi.

"Insya Allah tahun 2019 akan diselesaikan lagi sebanyak 15 bendungan. Sehingga sampai akhir 2019 akan selesai 29 bendungan," kata Basuki Hadimuljono.

Sebagaimana diwartakan, pembangunan 65 bendungan baru pada periode tahun 2015-2019 termasuk salah satu program andalan pemerintahan Kabinet Kerja.

Ia juga menyebutkan bahwa untuk menggenapi target 65 bendungan, pada tahun 2019 ini juga akan dimulai pembangunan 10 bendungan baru.

Untuk membangun bendungan tidak dapat selesai dalam satu atau dua tahun, namun membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun. Dengan begitu, sisa dari 65 bendungan yang dibangun akan selesai seluruhnya pada tahun 2023.

Kebutuhan pembiayaan untuk membangun 65 bendungan tersebut diperkirakan mencapai Rp82,5 trliun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca juga: Menteri PUPR tinjau Bendung Copong Garut

Baca juga: PUPR: Rehabilitasi irigasi Waduk Kedungombo tingkatkan hasil pertanian

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019