"Karena kecil jadinya lebih mudah untuk kita dipetakan lagi," kata Gatot.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara membuka opsi PT Survai Udara Penas (Persero) menjadi perusahaan induk (holding) BUMN bidang penerbangan.

"Jadi yang kita pakai Survai Udara Penas itu karena perusahaan ini yang penting adalah special company-nya akan lebih mudah," ujar Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan bahwa Garuda Indonesia sulit menjadi holding karena sudah menjadi perusahaan terbuka dan holding penerbangan itu harus 100 persen milik negara.

"Ada juga BUMN-BUMN non-Tbk. seperti Angkasa Pura I dan II, tapi mereka memiliki kompleksitas atau kerumitan yang tinggi. Kita ingin ke depan operational strategic holding-nya," kata Gatot.

Kendati BUMN kecil, menurut dia, Survai Penas mungkin bisa menjadi holding karena lebih mudah dibentuk. "Karena kecil jadinya lebih mudah untuk kita dipetakan lagi," kata Gatot.

Dia juga mengatakan bahwa rencana pembentukan holding penerbangan dengan Survai Penas sebagai opsi perushaan induknya ini telah disambut baik oleh Garuda dan Angkasa Pura I serta II. "Yang penting bagaimana mereka nanti fokus dan bisa meningkatkan neraca keuangannya," tutur Gatot.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan menyampaikan bahwa Kementerian BUMN berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Perhubungan terkait rencana holding penerbangan ini.

Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendukung usulan perusahaan induk BUMN penerbangan, namun dengan syarat dari sisi industri juga diberdayakan.

Budi mengimbau jangan sampai ada perusahaan yang terlalu bergantung pada induk. Justru dengan digabungkan harus memiliki upaya untuk memajukan industri bersama.

Menhub mengatakan pihaknya akan membahas usulan holding penerbangan tersebut termasuk soal mempelajari secara rinci dan akan menyampaikan catatan-catatan apabila digabung apa-apa saja.

Direncanakan PT Survai Udara Penas yang akan menjadi induk perusahaan membawahi sejumlah perusahaan tersebut. Dengan adanya induk BUMN penerbangan, diyakini akan mewujudkan nilai tambah kepada perusahaan. Upaya tersebut juga didorong bahwa Indonesia diprediksi akan menjadi pasar penerbangan terbesar ke-5 di dunia pada 2037, naik dari posisi ke-8 di 2017.

Baca juga: Menhub dukung "holding" penerbangan asalkan industri diberdayakan

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019