Malang (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Fauzan memberikan apresiasi terhadap mahasiswanya yang telah berprestasi, salah satunya dengan membebaskan dari tugas skripsi bagi juara kontes robot internasional yang dilangsungkan di Amerika Serikat (AS) belum lama ini.

"Anak-anak yang menjuarai kompetisi kontes robot tingkat internasional di AS ini tidak hanya mendapatkan apresiasi akademik, tetapi juga non-akademik. Untuk penghargaan akademik, mereka bebas dari tugas skripsi dan untuk non-akademik berupa finansial," kata Fauzan kepada wartawan di Malang, Jawa Timur, Senin.

Namun demikian, lanjutnya, mereka (mahasiswa) tetap membuat laporan lengkap untuk mendapatkan nilai setara SKS skripsi dan mata kuliah yang bersinggungan dengan materi dimana mereka menjadi juara juga harus diapresiasi sesuai SKS.

Tim robotik Indonesia yang diwakili mahasiswa UMM, berhasil meraih kemenangan dalam "Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest di Trinity College Hartford", di Amerika Serikat (AS) yang dilangsungkan pada 13-15 April 2019.

Tim itu memenangkan dua jenis kategori, yaitu kategori Robot Berkaki (juara 1 dan 2) dan kategori Robot Beroda (juara 2).

Anggota Tim Robotika UMM itu terdiri atas lfan Achmadillah Fauzi sebagai perancang pemograman, Rohmansyah sebagai perakit perangkat keras, serta Ken Dedes Maria Khunty yang mengurusi bagian mekanik.

Keunggulan pertama mereka ialah soal dimensi robot yang cukup kecil sehingga manuver di setiap ruangan dan rintangan dapat lebih akurat.

"Kita membandingkannya dengan di Indonesia. Di Indonesia itu rintangannya selalu rumit. Jadi untuk robot yang besar selalu menabrak rintangan. Jadi, gimana caranya bikin robot kita sekecil mungkin," kata salah seorang anggota tim robot Dome UMM, lfan Achmadillah Fauzi.

Keunggulan kedua, lanjutnya, adalah soal robot berkaki yang memiliki tantangan kesulitan tersendiri dalam pergerakannya. Diperlukan waktu empat bulan untuk merakit robot pemadam kebakaran.

"Pada bulan-bulan awal, kami merancang desain dan riset sebaik mungkin sebelum mengeksekusi perancangan robot. Selanjutnya kami melakukan evaluasi dari robot yang telah kami rancang, misalnya terkait sensor dan terakhir menyusun pemrograman dan mematangkan keberhasilan robot yang mampu memadamkan api," paparnya.

Selain itu, kata Fauzi, algoritmanya, gerak robotnya, metode pemadamannya seperti apa dan yang paling susah itu di gas karena mencari alatnya juga susah. Dan, di algoritmanya juga susah. "Kami berharap ke depan kami bisa mengharumkan nama bangsa lagi," ucapnya.

Sebelum berangkat ke Amerika, Tim Robotika UMM ini menjadi juara I pada kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) dalam gelaran Kontes Robot Indonesia (KRI) yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemahasiswaan, Belmawa.

Setelah menjadi juara, melalui surat penugasan Ditjen Belmawa Kemenristekdikti Republik Indonesia No. T/274/B3.1/KM/02.04/2019 mereka diberangkatkan ke AS untuk mengikuti kontes robot internasional yang kini mereka juarai.

Tujuan pengiriman juara KRI pada kompetisi internasional untuk memberikan kesempatan bagi ilmuwan potensial untuk mengasah kemampuannya dan mencapai prestasi dalam tingkat internasional.

Raihan gelar juara kontes robot internasional bertajuk "Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest di Trinity College Hartford", di Amerika Serikat (AS) pada tahun ini merupakan yang kedua kalinya. Pada 2017, UMM meraih gelar yang sama di kompetisi yang sama.

Baca juga: Tim Robotik UMM juara kontes robot di Amerika Serikat
Baca juga: Rumah Robot Indonesia ajak pelajar kenali dunia robot
Baca juga: Menristekdikti berharap Indonesia bisa menjadi produsen robotBaca juga: Pentingnya kurikulum robotik untuk hadapi industri 4.0


 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019