Purwokerto (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto mengajak Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) wilayah Banyumas, Jawa Tengah, untuk bersinergi dalam mengendalikan inflasi,

"Dalam acara ini saya mengajak kita semuanya untuk menunjukkan komitmen kita, untuk selalu bersinergi dalam memperjuangkan tujuan bersama, yaitu terkendalinya inflasi nasional yang kita mulai dari daerah untuk mewujudkan perekonomian yang semakin kuat, mandiri, inklusif, dan menyejahterakan," kata  Kepala KPw BI Purwokerto Agus Chusaini saat Rapat Koordinasi Wilayah TPID se-eks Keresidenan Banyumas di Purwokerto, Selasa.

Oleh karena itu, kata dia, kegiatan rakorwil tersebut ditujukan untuk melakukan sinkronisasi kegiatan TPID di eks Keresidenan Banyumas dengan arahan Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan TPID Provinsi Jawa Tengah serta untuk meningkatkan pemahaman agar lebih komprehensif mengenai peta jalan dan arah kegiatan TPID.

Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan terima kasih atas sinergi dan kerja sama baik yang telah terjalin dalam berbagai program kerja, terutama terkait dengan pengendalian inflasi selama ini.

"Semoga setiap komitmen kita bersama dapat mendorong tercapainya perekonomian daerah yang mandiri dan sejahtera," katanya

Lebih lanjut, Agus mengatakan keberhasilan pengendalian inflasi pada tahun 2018, memerlukan upaya dan kerja keras untuk mempertahankan dan terus meningkatkan kualitas kegiatan dan program.

Terkait dengan hal tersebut, dia mengatakan pihaknya sebagai bagian dari TPID telah berupaya untuk menyusun Peta Jalan Pengendalian Inflasi yang terdiri dari Program 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.

"Pada tahun 2018, TPID di eks Keresidenan Banyumas telah menjalankan program 4K dengan kegiatan berupa pasar murah TPID, sidak (inspeksi mendadak pasar), toko TPID, program beras PNS, lapak petani, kerja sama perdagangan antardaerah, pengembangan klaster 'volatile food' (cabai, beras dan bawang putih), serta imbauan bijak berbelanja melalui ulama dan tokoh masyarakat," katanya.

Ia mengatakan pada tahun 2019, program-program tersebut masih akan dilanjutkan mengingat efektivitasnya dalam membantu pengendalian inflasi di daerah.

Dalam hal ini, kata dia, keberhasilan program pada satu kabupaten diupayakan untuk direplikasi di kabupaten lain.

"Program toko TPID yang diimplementasikan di Kabupaten Cilacap pada tahun 2018 yang menurut hemat kami cukup berhasil menjaga stabilitas harga beras pada awal tahun," katanya.

Menurut dia, keberhasilan tersebut bukan ditentukan pada berapa jumlah tonase beras yang berhasil dijual, melainkan pada relatif stabilnya harga jual beras yang terus dikelola agar ekspektasi masyarakat terhadap harga beras selama masa tanam dan menjelang panen padi terus dapat terjaga.

"Program tersebut kami harapkan dapat direplikasi pada kabupaten lain," tegasnya.

Baca juga: BI Purwokerto siapkan uang pecahan Rp3,5 triliun

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019