Denpasar (ANTARA) - RSUD Bali Mandara akan dijadikan rumah sakit pusat kanker untuk melayani pasien di wilayah timur Indonesia guna menyediakan akses layanan kesehatan yang lebih luas bagi masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya di Denpasar, Selasa, mengatakan pembangunan pusat kanker melalui layanan kanker terpadu dimaksudkan untuk memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat Bali atau Indonesia bagian timur yang selama ini masih terbatas di satu fasilitas kesehatan.

Suarjaya menyebut selama ini pelayanan untuk kanker hanya bisa dilakukan di RSUP Sanglah Bali dengan antrean layanan seperti radiologi dan kemoterapi yang sangat panjang.

“Jumlah kasus di Bali dengan layanan radiasi dan kemoterapi baru tersedia di Sanglah, antreannya luar biasa panjang bahkan sampai satu tahun baru bisa dapat,” kata dia.

Sementara penanganan pasien kanker harus sesegera mungkin untuk mencegah berkembangnya kanker ke stadium lebih lanjut.

Direktur Utama RSUD Bali Mandara dr Gede Bagus menjelaskan proyek layanan kanker terpadu sudah mulai dilaksanakan pada tahun ini dengan target bisa beroperasi pada 2020.

Layanan kesehatan kanker terpadu tersebut juga tidak hanya berfokus pada pengobatan atau kuratif tetapi juga menekankan pada program deteksi dini agar bisa lebih cepat mengobati.

“Tidak hanya pengobatan kanker, tapi juga deteksi dini baik di rumah sakit maupun di lapangan seperti tes Iva, mamografi, sehingga menemukan kasus dan melakukan pengobatan lebih cepat,” kata Gede Bagus.

Dengan pembangunan layanan kanker terpadu tersebut diharapkan bisa melayani pasien penyakit kanker lebih luas dengan estimasi mampu mengobati 100 pasien setiap harinya.

Berdasarkan hasil survei Riskesdas 2018 disebutkan prevalensi kanker naik dari 1,4 persen di 2013 menjadikan 1,8 persen. Kasus kanker tertinggi adalah payudara, serviks, paru, dan seterusnya.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019