Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Srikaton, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur meninggal dunia, beberapa hari setelah istirahat usai penghitungan suara tingkat TPS diduga karena serangan jantung.

"Memang ada anggota KPPS kami yang meninggal, tadi malam. Informasi dari teman-teman PPK (Panitia Pemilihan tingkat Kecamatan) dan juga keluarganya, karena serangan jantung," kata Komisioner KPU Tulungagung Mohammad Amarudin di Tulungagung, Selasa.

Anggota KPPS malang itu bernama Mahardika Agustina (23).

Ibu muda ini dilaporkan meninggal terkena serangan jantung saat mencari makan sore bersama suaminya di pusat jajanan serba ada di Pasar Ngemplak pada Senin (22/4) sekitar pukul 19.00 WIB.

Menurut penuturan ibunya, saat Amarudin berkunjung ke rumah duka, kondisi Mahardika Agustina sehat sebelumnya.

Namun dia tidak memungkiri selama ini anak ketiganya itu memiliki riwayat sakit jantung.

Penyakit bawaan sejak almarhumah masih bayi, gejala penyakit lemah jantung terus membayangi.

"Dulu anak saya lahir prematur, sehingga pertumbuhan lambat. Ada gejala klinis yang membuat kesehatannya menjadi rentan, salah satu yang kerap dia rasa dan baru diketahui akhir-akhir ini adalah penyakit lemah jantungnya ini. Cuma Mahardika tidak pernah mau mengeluhkan," tutur ibunya.

Bahkan beberapa hari sebelum pencoblosan 17 April, Mahardika sempat dirawat di rumah sakit karena penyakit jantungnya kambuh.

Badan lemas, jantung berdebar dan kerap berkeringat dingin.

"Namun saat hari H pencoblosan kondisi anak saya baik. Dia juga tidak mengeluh meski proses penghitungan suara sempat lembur hingga dini hari," ujarnya.

Anggota KPPS di TPS 02 Desa Srikaton itu diketahui hanya memilih tidur istirahat untuk memulihkan tenaga.

Namun naas akhirnya menjemput ajal Mahardika Agustina. Genap lima hari setelah pencoblosan, tepatnya saat ia dan suaminya berniat mencari kuliner sore di Pasar Ngemplak, kondisi fisiknya yang sudah lemah kembali menurun.

Baru mencicip beberapa suap nasi bebek goreng di salah satu lapak, tiba-tiba Mahardika ambruk.

Dia mengeluhkan dadanya sesak dan panas. Mahardika sempat tak sadarkan diri saat suaminya melarikannya ke RSUD dr Iskak, Tulungagung untuk mendapat pertolongan.

Namun nyawanya tak tertolong. Anggota KPPS yang tercatat masih bertugas hingga Mei 2019 ini meregang nyawa di perjalanan menuju rumah sakit.

Jasadnya kemudian dimakamkan keluarga pada Senin (22/4) malam, sekitar pukul 23.00 WIB di TPU Desa Srikaton. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019