Pelaksanaan pesta demokrasi yang berlangsung aman dan damai turut meningkatkan kepercayaan publik terhadap stabilitas sistem keuangan
Jakarta (ANTARA) - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus memperkuat koordinasi kebijakan moneter, fiskal, makroprudensial, mikroprudensial dan penjaminan simpanan untuk mempertahankan stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan selaku Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati dalam jumpa pers perkembangan stabilitas sistem keuangan pada triwulan I-2019 di Jakarta, Selasa malam, mengatakan koordinasi kebijakan ini diupayakan untuk menghadapi potensi risiko global maupun domestik.

Ikut hadir dalam jumpa pers perkembangan stabiltas sistem keuangan pada triwulan I-2019 ini Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah.

Risiko dari perekonomian global adalah perlemahan pertumbuhan ekonomi global dan penurunan volume perdagangan dunia seperti yang menjadi perhatian serius dalam Pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional-Grup Bank Dunia (IMF-WB) di Washington DC pada awal April 2019.

Dari sisi domestik, tantangan yang dihadapi adalah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan memicu laju investasi dan ekspor dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan agar tidak terpengaruh dari kondisi dunia saat ini.

Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani menyampaikan kondisi stabilitas sistem keuangan pada triwulan I-2019 dalam keadaan baik yang terlihat dari pantauan perkembangan ekonomi, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan dan penjaminan simpanan.

"Pelaksanaan pesta demokrasi yang berlangsung aman dan damai turut meningkatkan kepercayaan publik terhadap stabilitas sistem keuangan," katanya.

Dalam bidang moneter, Bank Indonesia memfokuskan kebijakan suku bunga acuan yang selama triwulan I-2019 dipertahankan 6,00 persen dan nilai tukar untuk penguatan stabilitas eksternal perekonomian khususnya guna pengendalian defisit transaksi berjalan dan mempertahankan daya tarik aset keuangan.

Dalam bidang fiskal, kinerja APBN secara umum memperlihatkan tren positif, baik dari sisi pendapatan maupun belanja negara, dengan defisit anggaran tercatat sebesar 0,63 persen terhadap PDB, untuk mendukung target pembangunan pada 2019.

OJK juga memandang stabilitas sistem keuangan masih terjaga dengan baik karena adanya dukungan tingkat permodalan, likuiditas yang memadai serta dukungan tingkat risiko yang masih terkendali dengan mengedepankan tingkat kehati-hatian.

Sedangkan, LPS menilai tren kenaikan suku bunga simpanan secara umum telah melandai dan stabil, sejalan dengan makin membaiknya kondisi likuiditas perbankan, serta adanya penjaminan dan jumlah rekening yang memadai untuk mendukung kepercayaan perbankan terhadap sistem perbankan.

Memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri, KSSK akan membangun sinergi dan koordinasi untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan uang tunai masyarakat, lancarnya transaksi sistem pembayaran serta layanan jasa keuangan lainnya.

Menurut rencana, rapat berkala dalam rangka koordinasi pemantauan dan pemeliharaan stabilitas sistem keuangan akan dilakukan kembali pada Juli 2019.

Baca juga: Sri Mulyani ungkap KSSK cermati potensi risiko dari perekonomian global

Baca juga: KSSK: Pemilu aman beri kepercayaan publik atas kondisi ekonomi

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019