Sistem demokrasi kita harus dievaluasi lagi secara fundamental, karena sangat mahal dan menguras biaya besar baik dari sisi pemerintah maupun calon, ujarnya
Cirebon (ANTARA) - Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, PRA Arief Natadiningrat mengatakan, Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 sangat memilukan, karena banyak korban jiwa yang berjatuhan akibat kelelahan dan ini perlu ada evaluasi lagi sistem demokrasinya.

"Pemilu 2019 ini merupakan pemilu yang memilukan karena banyak petugas meninggal dunia akibat kelelahan," kata Sultan Arief di Cirebon, Rabu, saat ditanya terkait banyaknya petugas yang gugur.

Menurut Sultan, dengan banyaknya petugas yang gugur dalam pelaksanaan Pemilu 2019, perlu ada evaluasi yang besar dari pemerintah, karena ini menyangkut dengan nyawa orang.

Padahal pemilu itu merupakan suatu pesta rakyat yang seharusnya bisa menggembirakan, bukan menjadi duka karena belum siapnya penyelenggara.

Selain itu, lanjut Sultan, sistem demokrasi di Indonesia juga perlu ada evaluasi lagi, karena masih terlalu mahal, baik bagi pemerintah maupun calon yang akan maju berkompetisi

"Sistem demokrasi kita harus dievaluasi lagi secara fundamental, karena sangat mahal dan menguras biaya besar baik dari sisi pemerintah maupun calon," ujarnya.

Sultan Arief yang merupakan Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara juga berpandangan bahwa demokrasi melalui pemilu juga perlu diperhatikan lagi, karena sudah merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa.

"Selain itu juga menguras tenaga dan membahayakan kesehatan," tuturnya.

Ia juga mengimbau agar tidak lagi timbul korban selanjutnya, penyelenggara pemilu harus memperhatikan asupan vitamin dan akomodasi yang memadai untuk petugas pemilu.

"Kami turut berbelasungkawa atas petugas pemilu yang gugur semoga syahid," kata Sultan.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019