Jakarta (ANTARA) - BTN CLS Knights Indonesia menelan kekalahan 71-79 dalam lawatan ke markas Mono Vampire Basketball di Stadium 29, Nonthaburi, Thailand, Rabu.

Hasil gim kedua semifinal itu merupakan kekalahan tandang kedua CLS di fase playoff ABL musim ini, seolah membuktikan bahwa tim besutan Brian Rowsom belum teruji untuk memetik kemenangan di kandang lawan dalam momen-momen menentukan.

Kekalahan di Nonthaburi merupakan kekalahan laga tandang playoff kedua, setelah di perempat final mereka juga tumbang di markas wakil Vietnam, Saigon Heat.

Jalannya laga di Nonthaburi 180 derajat berbalik dari apa yang terjadi di GOR Kertajaya, Surabaya, markas CLS pada Minggu (21/4) lalu.

Jika di Surabaya CLS main imbang di dua kuarter awal dan menemukan pemantik kemenangan mereka di kuarter ketiga, hal sebaliknya terjadi di Nonthaburi.

Baca juga: Buang keunggulan paruh awal laga, CLS tumbang di gim kedua

CLS yang percaya diri di paruh awal laga bahkan unggul enam poin atas tuan rumah, tiba-tiba kehilangan momentum pertandingan di pertengahan akhir kuarter ketiga.

Arif Hidayat yang menjadi pemain paling berpengaruh atas kemenangan CLS di gim pertama, malah menjadi orang pertama yang terperosok dan membuat timnya kehilangan bola kemudian hilang pula keunggulan yang mereka miliki.

Tentu saja, ada faktor absennya Brandon Jawato akibat hukuman larangan tanding menyusul pelanggaran diskualifikatif yang dilakukannya di gim pertama. Namun, Sandy Kurniawan sebetulnya tampil cukup baik untuk mengisi kekosongan Brandon, setidaknya di awal-awal laga.

Sayangnya, kemudian Sandy terbawa arus kejatuhan mental para pemain CLS yang sudah terlanjur terjadi ketika mereka tertinggal 59-63 menutup kuarter ketiga.

Koordinasi pertahanan CLS juga tak serapih di Kertajaya. Belum lagi, rendahnya efisiensi lemparan bebas membuat CLS hanya memperoleh 13 poin dan 20 kesempatan yang dimiliki.

Sebaliknya, Mono Vampire meski cuma mencapai tingkat akurasi tembakan terbuka 33 persen, 25 poin mereka di gim kedua lahir dari 28 lemparan bebas yang dimiliki. Artinya cuma tiga lemparan bebas yang gagal.

Baca juga: Arif Hidayat: Saya ingin CLS juara!

Gim ketiga tentu akan berlangsung seru, riuh rendah Knights Society di tribun penonton Kertajaya serta pasukan tutup panci pastinya akan memberi suntikan semangat lebih bagi CLS.

Brandon Jawato yang kembali juga bakal memberi darah segar bagi pola permainan CLS terutama untuk menerobos paint area.

Tapi, yang terpenting dari itu semua, koordinasi pertahanan CLS harus betul-betul dibenahi jika ingin memenangi gim ketiga. CLS harus menunjukkan pertahanan bernilai 10, sebagaimana yang disebut sang pelatih Brian Rowsom setelah mereka berhasil menundukkan wakil Heat.

Jika segala komposisi yang dibutuhkan bisa dijamin ketersediaannya dan diramu dengan baik oleh Rowsom, percayalah, mencapai final ABL pertama bukanlah sebuah mimpi bagi CLS.

Dan jika mereka mencapai final, memenangi laga tandang playoff pertama bukanlah sebuah mimpi ketika mereka melawat ke markas Singapore Slingers.

Baca juga: Slingers ke final usai menang dua gim langsung atas Eastern

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019