"Saya kira bukan hanya Astra Agro Lestari, tapi untuk semua pemain bisnis sawit," kata Prijono usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Direktur PT Astra International Tbk (Grup Astra) Prijono Sugiarto menilai bahwa penurunan drastis laba bersih yang dialami PT Astra Agro Lestari Tbk bukan karena kampanye hitam sawit oleh Uni Eropa (UE).

"Saya tidak ingin menyalahkan bahwa itu karena kampanye hitam (Uni Eropa), tapi anda harus tahu bahwa produksi sawit dan turunannya memang meningkat sekitar tiga sampai dengan empat juta ton pada 2018, sehingga otomatis supply dan demand pasti akan berimbas pada harga," ujar Prijono di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan bahwa harga komoditas sawit pada saat ini memang sangat rendah sehingga  pencapaian segmen bisnis agribisnisnya di triwulan pertama tahun 2019 kurang baik.

"Saya kira bukan hanya Astra Agro Lestari, tapi untuk semua pemain bisnis sawit," kata Prijono usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.

Astra Agro Lestari melaporkan laba bersih triwulan pertama 2019 sebesar Rp37 miliar, turun 89 persen dari laba bersih periode sama tahun lalu sebesar Rp283 miliar.

Penurunan itu terutama disebabkan oleh penurunan harga minyak kelapa sawit menjadi Rp6.252 per kilogram dibandingkan dengan rata-rata pada kuartal pertama tahun 2018.

Penurunan tersebut belum dapat diimbangi oleh kenaikan volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya sebanyak 599 ribu ton.

Prijono memperkirakan bahwa penurunan harga komoditas tersebut merupakan salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh Grup Astra dalam periode sepanjang tahun ini.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019