Pendapatan operasional bank tumbuh 13,7 persen menjadi Rp16,7 triliun pada triwulan I 2019 dibandingkan Rp14,7 triliun pada tahun sebelumnya
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Central Asia Tbk melaporkan kinerja keuangan konsolidasi pada triwulan I 2019 dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 10,1 persen yakni mencapai Rp6,1 triliun dibandingkan Rp5,5 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Pendapatan operasional bank, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, tumbuh 13,7 persen menjadi Rp16,7 triliun pada triwulan I 2019 dibandingkan Rp14,7 triliun pada tahun sebelumnya.

Sementara pendapatan bunga bersih meningkat 11,2 persen menjadi Rp12 triliun, dan pendapatan operasional lainnya tumbuh 20,7 persen menjadi Rp4,7 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Kamis, mengatakan BCA dan entitas anak usaha mencatat pertumbuhan pendapatan operasional (top-line), yang positif pada kinerja keuangan triwulan I 2019, ditopang oleh pertumbuhan kredit dan peningkatan fee-based income.

"Kami melihat adanya peningkatan jumlah transaksi sebesar 25,8 persen, terutama didukung pertumbuhan transaksi mobile banking dan internet banking," katanya.

Dikatakannya, pada triwulan I 2019 portofolio kredit meningkat 13,2 persen
menjadi Rp532 triliun, ditopang oleh pertumbuhan kredit usaha pada segmen korporasi sebesar 15,8 persen menjadi Rp207,8 triliun dan komersial dan UKM, yang meningkat 14,7 persen menjadi Rp184,7 triliun.

BCA juga mencatat laju pertumbuhan kredit investasi sebesar 20,3 persen pada Maret 2019.

Meskipun dihadapkan oleh tantangan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, kata Jahja, kredit konsumer tumbuh 7,7 persen menjadi Rp139,7 triliun.

Pada segmen konsumer, KPR tumbuh 11,3 persen menjadi Rp86,5 triliun dan kredit kendaraan bermotor (KKB) meningkat 0,4 persen menjadi Rp48,0 triliun pada triwulan I 2019.

Sementara outstanding kartu kredit tumbuh 9 persen menjadi Rp12,9 triliun.

Jahja juga mengatakan rasio keuangan utama tetap solid pada triwulan I 2019.

Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) berada pada level yang sehat masing-masing sebesar 24,5 persen dan 81 persen.

Rasio kredit bermasalah (NPL) berada dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima pada level 1,5 persen.

Sedang, rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) tercatat pada level yang memadai sebesar 171,4 persen..

Dengan mempertahankan keunggulannya dalam perbankan transaksi, BCA dapat membukukan pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA) sebesar 7,2 persen menjadi Rp483,7 triliun, berkontribusi 76,8 persen terhadap total dana pihak ketiga.

Deposito naik 10,1 persen menjadi Rp145,9 triliun. Total dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp629,6 triliun, tumbuh 7,9 persen.

“Secara konsisten, kami mencermati dinamika bisnis. Posisi permodalan yang kuat, kecukupan likuiditas dan kualitas kredit yang sehat merupakan faktor utama bagi pertumbuhan bisnis ke depannya. Sejalan dengan kemajuan teknologi serta perubahan kebutuhan nasabah, BCA terus mengembangkan produk dan layanan dengan berfokus pada peningkatan customer experience dan kenyamanan nasabah.” kata Jahja Setiaatmadja.

Baca juga: BCA cetak laba bersih Rp25,9 triliun sepanjang 2018
Baca juga: BCA pastikan akuisisi Bank Royal

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019