Jakarta (ANTARA) - Korban banjir di bantaran Sungai Ciliwung RT 09 RW 01 Kelurahan Manggarai Kecamatan Tebet Jakarta Selatan yang mayoritas merupakan pendatang mengaku belum mendapatkan bantuan karena tidak memiliki KTP DKI Jakarta.

"Kalau bantuan itu tergantung, kalau orang-orang sini kan kebanyakan tinggal di kontrakan, sedangkan bantuan biasanya hanya bagi warga yang ber-KTP DKI saja,” kata Erwin Siregar, warga yang mengontrak kamar di Bantaran Sungai Ciliwung Manggarai, saat ditemui di kediamannya, Kamis.

Menurut warga yang berasal dari Medan itu, seharusnya bantuan bisa diberikan oleh pemerintah setempat secara merata, bukan hanya warga yang punya KTP Jakarta saja.

“Seharusnya jangan dipilih-pilih kalau ada bantuan, karena kita kan juga sudah tinggal disini puluhan tahun bahkan ada yang sudah 30 tahun, kalau pemerintah minta bantuan kita kan juga selalu bantu,” ujar Erwin.

Menurut pengakuan Erwin air meluap ke rumah warga sejak jam 7 pagi mencapai kedalaman kurang lebih 50 centimeter dan baru surut pukul 14.00 WIB.

Erwin yang berprofesi sebagai pedagang kaki lima ini mengatakan bahwa luapan air itu bukan akibat hujan yang terjadi di Manggarai, tetapi merupakan kiriman dari Bogor.

“Sebenarnya ya, ini bukan banjir Jakarta tapi banjir kiriman, hujan dari Bogor,” ujar Erwin.

Tidak jauh dari kediaman Erwin, Cucu Rohayati, seorang ibu rumah tangga yang juga tinggal di bantaran Sungai Ciliwung mengaku kalau dirinya juga belum pernah merasakan bantuan dan perhatian dari pemerintah terkait banjir yang kerap melanda kawasan RT 09 RW 01 Kelurahan Manggarai Kecamatan Tebet.

“Kemarin sungai meluap tapi kami cepat mengungsi,” kata Cucu saat ditemui di kediamannya.

Menurutnya, luapan air yang terjadi di pinggiran Kali Ciliwung Rabu (24/4) terjadi ketika masih mendung di Manggarai, dan justru surut saat hujan turun.
Hunian ini rawan banjir Pemprov DKI harus segera melakukan penertiban (Foto ANTARA/ Agus Saeful Imam)

“Jadi banjirnya itu bukan karena hujan disini, tapi karena kiriman. Air mulai masuk rumah itu saat mendung, dan mulai surut justru ketika hujan turun kira-kira pukul 14.00,” kata Cucu.

Untuk mengantisipasi agar barang-barang jangan sampai hanyut, Cucu biasanya menyimpan barang ke langit-langit rumah, barulah kemudian mengungsi ke Yayasan Bakti Nurul Iman, yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Pewarta: Ganet Dirgantara dan Agus Saeful Iman
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019