Salat Ghaib di masing-masing kantor, internal saja. Waktu disesuaikan
Jakarta (ANTARA) - KPU se-DKI Jakarta melaksanakan Salat Ghaib untuk mendoakan para petugas KPPS, PPS dan PPK yang meninggal dunia saat bertugas.

Ketua KPU DKI Jakarta, Betty Epsilon Idroos saat dihubungi Jumat pagi mengatakan Salat Ghaib ini digelar di masing-masing kantor KPU daerah secara internal.

"Salat Ghaib di masing-masing kantor, internal saja. Waktu disesuaikan," kata Betty.

KPU DKI Jakarta mencatat ada empat petugas KPPS di wilayah ibu kota yang meninggal dunia dan 28 orang lainnya sakit karena kelelahan setelah menyelenggarakan Pemilu 17 April 2019.

Anggota KPPS yang meninggal dunia, yakni di Rudi Mulya Prabowo di Pisangan Baru, Jakarta Timur,  Sopian (KPPS Kelurahan Krendang, Jakarta Barat), Tutung Suryadi (Kelurahan Tangki, Tamansari, Jakarta Barat) dan Muhammad Taufik (KPPS Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat).

Komisioner KPU DKI Jakarta Partono mengatakan Salat Ghaib dilaksanakan oleh seluruh komisioner dan staf KPU masing-masing kota administratif.

"Salat dijadwalkan jam 10 sebelum Salat Jumat di Musala KPU," kata Partono.

Ketua KPU DKI Jakarta telah mengunjungi rumah duka petugas KPPS yang meninggal. Salah satunya Rudi Mulya Prabowo di Pisangan Baru, Jakarta Timur.

KPU DKI Jakarta juga telah melakukan penggalangan dana sukarela dari para komisioner, sekretariat dan staf KPU daerah untuk meringankan beban keluarga para anggota KPPS yang meninggal dunia.

KPU RI menyebutkan santunan untuk petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dan sakit selama bertugas telah disetujui Kementerian Keuangan.

Setelah ada kabar banyaknya petugas KPPS yang meninggal, salah satunya karena kelelahan, KPU RI telah menginstruksikan jajaran di kabupaten/kota melakukan pemantauan terhadap kesehatan petugas KPPS, selain juga memantau potensi kecurangan saat rekapitulasi tingkat kecamatan.

Baca juga: Bawaslu DKI undang KPU RI untuk klarifikasi salah input data C1
Baca juga: KPU DKI: entri data hari kelima tingkat kota capai 50 persen

Pewarta: Sri Muryono dan Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019