Jakarta (ANTARA News) - Pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan mempertahankan mahkota juara China Terbuka yang diraih tahun lalu, untuk menambah gelar yang diperoleh Indonesia menjadi dua setelah pasangan Nova Widianto/Lilyana Natsir memenangi trofi ganda campuran. Bertanding melawan pasangan tuan rumah Xie Zhongbo/Guo Zhendong pada partai terakhir final China Terbuka Super Series di Tianhe Gymnasium, Guangzhou, Minggu, Markis/Hendra yang menjadi unggulan ketiga menang dua game langsung 21-12, 21-19. Juara dunia ganda putra itu hanya membutuhkan waktu 33 menit --pertandingan tercepat dari lima partai yang digelar-- untuk menundukkan Xie Zhongbo/Guo Zhendong. Setelah unggul sejak awal game pertama untuk meraih kemenangan mudah 21-12, Markis/Hendra mulai mendapat perlawanan ketat pada game kedua saat pasangan China berhasil menyamakan kedudukan hingga 18-18. Namun akhirnya mereka berhasil menang setelah lawan sempat mencuri satu angka. "Tadi kami bermain nekad saja dan tidak terpancing emosi meskipun servis kami sempat dinyatakan `fault`, oleh wasit," ujar Markis Kido mengenai kunci kemenangannya. Sementara Ketua Bidang Pembinaan Prastasi PB PBSI, Lius Pongoh, berpendapat kunci kemenangan mereka adalah kemampuan Hendra menguasai lapangan depan. "Kunci kemenangan mereka adalah Hendra bisa menguasai lapangan depan. Kalau sudah bisa menang di depan, Zhongbo yang dibelakang tidak berkutik," kata Lius. Kemenangan Markis/Hendra pada turnamen Super Series ke-11 tersebut menjadi gelar kedua bagi Indonesia setelah sebelumnya ganda campuran Nova/Lilyana memenangi partai pertama final di Tianhe Gymnasium. Kemenangan di China Terbuka itu merupakan gelar ketiga tahun ini bagi ganda campuran peringkat dua dunia Nova/Lilyana setelah memenangi Kejuaraan Dunia dan Grand Prix Filipina Terbuka. Pasangan peringkat dua dunia itu mengalahkan ganda campuran Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thungthongkam 15-21, 21-18, 21-11 yang berlangsung selama 53 menit. Kemenangan tersebut membalas kekalahan Nova/Lilyana pada turnamen Super Series kesembilan di Denmark yang membuat mereka tersingkir pada putaran pertama. Hanya berhasil menyamakan kedudukan 1-1, 3-3, dan 4-4, Nova/Lilyana terus tertinggal pada game pertama hingga ditutup 15-21 oleh pasangan Thailand yang mengalahkan mereka di putaran pertama Denmark Super Series akhir bulan lalu. Game kedua menjadi milik pasangan Indonesia yang sejak kedudukan 3-3 terus memimpin untuk menang 21-18 dengan delapan angka diraih melalui smes dan memenangi 21 dari 39 permainan reli. Memimpin sejak awal, Nova/Lilyana yang kembali mengandalkan smes dan reli, tidak menghadapi banyak kesulitan untuk merebut game penentuan 21-11 sekaligus memastikan gelar juara. "Pada game pertama mereka memperlambat tempo permainan, tidak mau bermain cepat, sementara kami menang angin sehingga malah tidak enak mainnya," ujar Nova mengenai kegagalannya pada game pembukaan. "Pada game kedua dan ketiga, mereka kami paksa bermain cepat dan panjang, jadi kami bisa unggul terus," tambah Nova. Tidak seperti biasanya yang hampir selalu mendominasi, tuan rumah China kali ini hanya meraih dua dari lima gelar yang diperebutkan, yakni tunggal putra dan ganda putri. Gelar tunggal putra diraih unggulan ketiga Bao Chunlai yang mengalahkan unggulan kedua dari Malaysia Lee Chong Wei 21-12, 21-13. Gelar ganda putri diraih melalui final antara pasangan China, Gao Ling/Zhao Tingting melawan Du Jing/Yu Yang. Kemenangan diraih Gao Ling yang dipasangkan dengan Zhao Tingting setelah pasangan regulernya Huang Sui mengundurkan diri dari tim nasional China bulan lalu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007