Mataram (ANTARA) - Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, telah merealisasikan dana program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP) sebesar Rp3,3 triliun untuk 34.740 unit rumah hingga 23 April 2019.

"Dari total bantuan pembiayaan rumah FLPP sebesar Rp7,1 triliun untuk 68.858 unit rumah pada 2019, sudah terealisasi sebesar Rp3,3 triliun," kata Direktur Utama PPDPP, Budi Hartono, dalam acara pembukaan gelegar property expo Bank NTB Syariah, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat.

Ia mengatakan pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, terus mendorong kesejahteraan masyarakat salah satunya melalui Program Sejuta Rumah, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

Dukungan fasilitas dan kemudahan tersebut meliputi pemberian FLPP, subsidi selisih bunga kredit perumahan (SSB), subsidi bantuan uang muka (SBUM), pembebasan pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk rumah sederhana tapak dan rusunami.

Selain itu, kata Budi, penurunan pajak penghasilan final (PPH) dari 5 persen menjadi 1 persen bagi pengembang yang membangun rumah bersubsidi, dan pemberian prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) untuk rumah sederhana tapak.

Pemerintah juga memberikan skema alternatif pembiayaan ke bank pelaksana untuk dapat menggunakan dana pendamping FLPP dari PT SMF.

"Tentunya seluruh program tersebut merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi backlog perumahan yang masih cukup besar di Indonesia," ujarnya.

Ia menyebutkan pemerintah telah berhasil merealisasikan 1.132.621 unit rumah pada 2018. Sebesar 70 persen dari angka tersebut merupakan rumah yang dibangun bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Angka tersebut terus meningkat setiap tahunnya, secara keseluruhan sejak dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan 2018 telah terbangun 3.542.318 unit rumah.

Pada 2019, lanjut Budi, pemerintah menaikkan target program sejuta rumah menjadi sebesar 1,25 juta unit rumah. Nilai tersebut salah satunya terdiri dari bantuan pembiayaan rumah FLPP sebesar Rp7,1 triliun untuk 68.858 unit rumah.

"Tentunya program tersebut harus didukung penuh oleh seluruh pihak terkait, seperti bank pelaksana, pengembang, hingga pemerintah pusat maupun daerah," ucapnya pula.

Sebagai mitra kerja, kata dia, Bank NTB Syariah menjadi salah satu bank pelaksana daerah yang telah mendukung program pemerintah.

Tercatat di PPDPP, realisasi penyaluran KPR FLPP Bank NTB Syariah pada 2018 mencapai Rp7,143 miliar untuk 61 unit rumah.

"Hari ini, Bank NTB Syariah menginisiasi penyelenggaraan kegiatan expo dengan tema 'Gelegar property expo Bank NTB Syariah, dengan menghadirkan developer-developer ternama di NTB. Saya memberikan apresiasi pada kegiatan tersebut," kata Budi.

 

Pewarta: Awaludin
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019