Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil Prancis Renault siap mengajukan proposal merger dengan pabrikan Jepang Nissan Motor Co, sebuah rencana yang pernah didengungkan oleh Carlos Ghosn ketika ia menjabat sebagai pimpinan kedua pabrikan otomotif yang beraliansi itu.

Renault akhirnya meminta bank investasi Jepang untuk mendekati Nissan guna memuluskan rencana pembentukan perusahaan induk baru yang mengombinasikan kemitraan dua pabrikan mobil itu, demikian laporan Wall Street Journal mengutip sumber-sumber anonim yang dekat dengan masalah tersebut, Sabtu.

Perusahaan lantas akan dimiliki oleh pemegang saham Nissan dan Renault dengan komposisi seimbang atau masing-masing 50 persen.

Baca juga: Renault dan Nissan dirikan pusat inovasi di China

Kabar terbaru itu telah meningkatkan tensi pro dan kontra rencana merger Renault dan Nissan. Sebelumnya, sebagaimana dilaporkan sejumlah media ekonomi, CEO Nissan Hiroto Saikawa dan pemerintah Jepang menolak untuk membicarakan rencana merger dengan Renault. Penolakan itu diikuti langkah menyewa SMBC Nikko Securities Jepang untuk menggolkan rencana itu.

Mantan pimpinan Nissan Carlos Ghosn, yang sempet ditahan karena dituduh memanipulasi laporan keuangan, untuk kali kedua dibebaskan dengan jaminan pada pertengahan April 2019.

Dalam sebuah pesan video yang dirilis tim hukumnya minggu kedua April 2019, Ghosn menyebut penahanan dirinya merupakan konspirasi para eksekutif Nissan untuk menggulingkannya dan membatalkan rencana-rencana Ghosn dalam memperkuat aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi.

Para eksekutif Nissan dilaporkan tidak menginginkan terjadinya merger antara Renault dengan Nissan.

Baca juga: Mantan bos Nissan Carlos Ghosn lagi-lagi dibebaskan dengan jaminan
Pewarta:
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019