Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan sebanyak 13 ribu jiwa warga di daerahnya 8 menjadi korban terdampak banjir dan longsor yang terjadi sejak Jumat (26/4) dan 12 ribu orang diantaranya terpaksa mengungsi.

“Korban jiwa telah terlebih dahulu dirilis ada 10 orang meninggal dan 8 masih hilang sedangkan terdampak mencapai 13 ribu orang,” kata Rohidin saat memberikan keterangan pers di Kantor BPBD Provinsi Bengkulu, Minggu.

Menurut Rohidin, seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini terdampak banjir dan longsor namun paling parah adalah Kabupaten Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kepahiang, Lebong, Kaur dan Rejanglebong.

Sementara jumlah korban jiwa terbanyak terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah dengan jumlah korban meninggal sebanyak enam orang dan empat orang lainnya masih hilang. Selain itu ada sekitar 106 ekor sapi, 21 ekor kambing dan 4 ekor kerbau dan total hewan ternak yang mati akibat banjir dan tanah longsor tersebut .

Bencana ini juga mengakibatkan 184 rumah rusak, 4 unit fasilitas sekolah rusak, dan ada 40 titik lokasi infrastruktur jalan, jembatan yang rusak tersebar di sembilan kabupaten/kota.

Adapun wilayah terdampak di wilayah Kabupaten Kaur yakni di jalan Padang Leban menuju desa Air Kering putus total, ruas jalan Mentiring menuju Kecamatan Kinal terdapat sebuah box culvert terputus.

Di wilayah Bengkulu Selatan ruas jalan SP3 Kelutum menuju SP3 Pino terdapat longsor di Desa Pagar Gading Pino Raya, kemudian ruas Jalan Nasional SP3 Rukis-Kaur terdapat jembatan sungai air Manna terputus. Berikutnya jembatan belly Air Manna-Sibilo terputus, ruas jalan Manggul - Pasar Bawah terendam banjir.

Di wilayah Kota Bengkulu di Kelurahan Tanjung Jaya, Tanjung Agung, Suka Merindu, Bentiring, Pasar Bengkulu, Nakau, Rawa Makmur dan Kembang Seri terendam banjir.

Kemudian di Bengkulu Tengah dampak banjir mengakibatkan ruas jalan Lubuk Durian-Lubuk Sini, mengakibatkan longsor di Desa Batu Brian, Lubuk Pandan terdampak longsor.

Lalu ruas Kelindang Susup tertimbun longsor, Lubuk Unen terdapat dua titik jalan amblas dan dua titik longsor. Jembatan Taba Terunjam terendam banjir sehingga tidak bisa dilewati serta jembatan Pagar Jati.

Wilayah Bengkulu Utara terdapat di Tanjung Agung Palik satu jembatan terputus, jalur Gunung Selan-Kuro Tidur terdapat oprit jembatan terputus. Rute Air Talang Pandan - Kerkap Lais terdapat jembatan amblas, jalur Lais - Arga Makmur tertutup banjir sehingga tidak bisa lewat, irigasi air palik desa Aur Gading tertimbun.

Selanjutnya di wilayah Kepahiang di jalur Tebat Monok Simpang Urai-Kaba jembatan terendam banjir dan jembatan Air Musi juga terendam banjir. Di Rejang Lebong terdapat longsor di jalur Desa Taba Renah, ruas jalan Beringin Tiga- Bengko terjadi amblas/longsor di tiga titik serta di ruas Curup - Air Dingin juga terjadi longsor. Kemudian di Lebong, akses jalan terputus di Kecamatan Rimbo Pengadang dan daerah terminal dalam kota Lebong terendam banjir.

Gubernur menambahkan bahwa penangangan korban bencana sudah dilaksanakan bersama jajaran khususnya BPBD kabupaten dan kota namun bantuan pemerintah pusat sangat diharapkan untuk penanggulangan pasca-banjir dan longsor. Ia menambahkan, ada anggaran yang digunakan yaitu dana “on call” untuk tahun 2019 sekitar Rp5 miliar.

Mengenai stok beras di Provinsi Bengkulu masih cukup tersedia untuk membantu korban bencana dan pihaknya juga telah menyampaikan ke pihak Bulog untuk menurunkan bantuan.

Saat ini jalur lintas dari daerah lain menuju ke Provinsi Bengkulu sudah bisa digunakan walaupun melewati jalan alternatif

Pewarta: Helti Marini S
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019