Solar panel tidak adequate. Negara kita itu tropical rain forest, jadi akan lebih banyak awan
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Kelompok Kerja Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) Edvin Aldrian mengatakan dunia membutuhkan tiga kali komitmen dokumen Komitmen Kontribusi Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) pertama global untuk mampu menekan kenaikan suhu 1,5 derajat celsius.

“Aksi 2030 (dengan NDC pertama), saat kita kalkulasi ternyata kenaikan suhunya masih di atas 2,3 derajat celsius,” kata Edvin dalam workshop 2050 Pathways bertema Vision 2050: Indonesia and the Long-term Objective of the Paris Agreement di Jakarta, Senin.

Butuh komitmen penurunan emisi tiga kali lipat lebih besar dari total kontribusi penurunan emisi gas rumah kaca yang tercantum dalam NDC global. Jika tidak, target menekan emisi 1,5 derajat celsius baru akan tercapai pada 2052.

Konsekuensi peningkatan suhu bumi, menurut dia, sudah terasa. Manusia dapat beradaptasi, namun modalitas masa depan generasi selanjutnya akan terancam.

Indonesia, ia mengatakan perlu merubah perspektif penggunaan energi yang belum terbarukan. Panas bumi dan gelombang laut dapat diperhitungkan menjadi sumber energi bersih dan terbarukan.

“Solar panel tidak adequate. Negara kita itu tropical rain forest, jadi akan lebih banyak awan,” ujar dia.

Ia juga mengatakan perlu ada penggunaan teknologi penyerap emisi dan teknologi itu sudah ada negara yang memilikinya. Pemanfaatan teknologi ini perlu dipercepat.

Edvin juga mengatakan IPCC juga mengkalkulasikan pengembangan bioenergi bukan solusi jangka panjang yang tepat untuk energi bersih.

Baca juga: Pertumbuhan 5,7 persen bisa tercapai dengan pembangunan rendah emisi
Baca juga: Visi Indonesia 2045 modal implementasi Kesepakatan Paris

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019