Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 2000 warga masyarakat, tokoh dan artis reog Ponorogo menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kedubes Malaysia, Jakarta Selatan, Kamis. Aksi itu merupakan bentuk protes atas tindakan Malaysia yang dinilai telah melakukan tindakan plagiat atas kesenian tradisional masyarakat Jawa Timur itu, dalam bentuk kesenian Barongan. Dalam aksinya mereka menggelar spanduk yang mengecam Malaysia, seperti "Malaysia Plagiat Reog Ponorogo" atau "Stop Penjilakan". Mereka juga menggelar aksi 50 reog Ponorogo yang memenuhi ruas Jalan Rasuna Said atau di depan Kedubes Malaysia, dengan diiringi irama gamelan yang nyaring. Aksi yang dikemas dalam bentuk "Gelar Keprihatinan Budaya" itu mendapatkan penjagaan ketat dari aparat keamanan yang sudah berjaga-jaga sejak Kamis (29/11) pagi. "Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan kami atas sikap Malaysia yang telah menjiplak reog Ponorogo," kata Ketua Paguyuban Reog Ponorogo Indonesia, Begug Poernomosidi. Pihaknya mengaku merasa prihatin atas pengakuan, pernyataan, dan publikasi Pemerintah Malaysia terhadap kesenian Reog Ponorogo. Oleh karena itu, Begug mengngimbau rakyat Indonesia agar merawat kesenian tradisional dari plagiator, karena itu merupakan aset dan potensi. "Kita harus menjaga kesenian tradisional kita dari praktik penjilaplakan," katanya. Tritomo, pengurus Paguyuban Reog Indonesia DKI Jakarta, menyesalkan sikap pemerintah Malaysia yang telah menjiplak kesenian Ponorogo. "Kami menuntut agar pemerintah Malaysia menghentikan aksi plagiat itu," katanya. Dalam acara itu juga, tiga perwakilan pengunjuk rasa diterima oleh pihak Kedubes Malaysia untuk menyampaikan kesenian Reog Ponorogo merupakan kesenian asli Indonesia. Sementara itu, ruas jalan di Jalan HR Rasuna Said sempat macet total karena karena pengunjuk rasa juga melakukan konvoi. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007