Paris (ANTARA) - Polisi Prancis menembakkan gas air mata untuk memukul mundur demonstran berpenutup wajah di pusat Kota Paris pada Rabu, saat ribuan orang memanfaatkan pawai tahunan Hari Buruh 1 Mei untuk memprotes kebijakan Presiden Emmanuel Macron.

Anggota serikat pekerja dan pemrotes yang dinamakan "Rompi Kuning" turun ke jalan di seluruh Prancis hanya beberapa hari setelah Macron menjelaskan usul kebijakan yang mencakup pemotongan pajak dengan nilai sebesar lima miliar euro (5,58 miliar dolar AS).

Seorang saksi mata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam-- mengatakan polisi anti-huru-hara menggunakan gas air mata untuk membubarkan sekelompok pemrotes bertopeng dan memakai tudung yang telah berkumpul di luar pawai tradisional serikat pekerja Hari Buruh.

Sebagian pemrotes yang memakai tudung atau rompi kuning membalas dengan melemparkan proyektil ke arah polisi. Tayangan televisi memperlihatkan satu van dengan kaca jendela pecah.

Polisi Prancis pada Selasa (30/4) memperingatkan mengenai kemungkinan bentrok saat Hari Buruh dengan kelompok anarkis sayap-kiri, yang dikenal dengan nama Blok Hitam, setelah seruan tersiar di media sosial agar kelompok radikal turun ke jalan.

Pemerintah menyatakan mereka memperkirakan sebanyak 2.000 pemrotes Blok Hitam dari Prancis dan seluruh Eropa berkumpul saat pertemuan terbuka tradisional Hari Buruh. Polisi sudah menangkap 88 orang pada Rabu pagi.

Banyak gerakan akar-rumput, yang tidak memiliki kepemimpinan, telah mengatakan usul Macron tidak cukup dan kebanyakan apa yang ia umumkan kurang perincian.

Sumber: Reuters

 

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019