Saya kira penyebab kematian badak jawa itu yang memastikan adalah tim gabungan setelah dilakukan pemeriksaan post mortem,
Lebak (ANTARA) - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) Pandeglang belum memastikan kematian seekor badak jawa jantan mati di Blok Citadahan, wilayah kerja Resort Cibunar, karena masih dalam pemeriksaan laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Kami belum bisa mengeluarkan pernyataan kematian badak jawa itu, sebelum hasil keterangan pemeriksaan tim gabungan diantaranya Fakultas Kedokteran Hewan IPB," kata Humas BTNUK Pandeglang Monica saat dihubungi di Lebak, Kamis.

Kematian satwa langka yang dilindungi itu sudah ditindaklanjuti dengan dilakukan pemeriksaan post mortem (pasca kematian) dan evakuasi bangkai badak. Kondisi bangkai badak itu sudah membusuk, lidah membiru, dan bola mata menyembul.

Karena itu, tim gabungan yang terdiri dari petugas Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Rhino Protection Unit (RPU) YABI, WWF Ujung Kulon membawa beberapa jenis sampel yang diambil dari bangkai badak untuk mengetahui penyebab kematian badak.

Sebab, sampel itu nantinya dilakukan pemeriksaan di laboratorium untuk dianalisis di Fakultas Kedokteran Hewan-IPB, LIPI dan Balai Penelitian Veteriner Bogor.

"Saya kira penyebab kematian badak jawa itu yang memastikan adalah tim gabungan setelah dilakukan pemeriksaan post mortem," ujarnya.

Berdasarkan keterangan BTNUK kematian badak yang mati tersebut bernama Manggala dengan ID: 070-2017, dengan ukuran lebar tapak kaki 24-25 cm.

Saat ditemukan kondisi bangkai badak jawa masih utuh dan bercula yang berbentuk benjolan atau disebut cula batok, sehingga diperkirakan badak tersebut berusia remaja. Namun, kondisi bangkai badak masih segar dan diperkirakan mati kurang dari 12 jam.

Ia mengatakan, dengan ditemukannya kematian badak jawa pada 21 Maret 2019, maka populasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon pada 2019 adalah 68 individu, dengan struktur umur 57 badak dewasa dan 11 anak; dengan jenis kelamin 37 badak jantan dan 31 badak betina.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019