“Indonesia negara yang secara ekonomi cukup maju dan berkembang pesat memiliki apa yang saat ini dibutuhkan oleh Djibouti”, kata Dawaleh.
Jakarta (ANTARA) - Djibouti memerlukan dukungan Indonesia dalam meningkatkan kemampuan dan kualitas pekerja di bidang pelayanan, khususnya yang berkaitan dengan pariwisata, pemeliharaan, dan operator mesin termasuk di bidang geotermal.

Negara itu juga memerlukan pelatihan di bidang logistik berupa training center, termasuk simulator karena Djibouti memiliki pelabuhan barang yang sangat penting dan besar di kawasan Afrika Timur.

Hal itu mengemuka dalam pertemuan Youssuf Moussa Dawaleh, Ketua KADIN Djibouti dengan Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, di kantor KADIN Djibouti, Selasa (30/4).

Duta Besar Al Busyra didampingi oleh Ni Putu Anggraeni, Fungsi Ekonomi KBRI Addis Ababa.

Lebih lanjut Dawaleh yang juga penasehat Presiden Djibouti itu mengatakan pula bahwa Djibouti memerlukan pelatihan vokasi untuk para pekerjanya.

“Indonesia negara yang secara ekonomi cukup maju dan berkembang pesat memiliki apa yang saat ini dibutuhkan oleh Djibouti”, kata Dawaleh.

Djibouti, sebuah negara di Afrika Timur seluas 23.200 km persegi dengan penduduk 950.000 orang itu memiliki lokasi yang sangat strategis dan penting bagi perdagangan dunia, terutama lalu lintas kapal antara Asia, Afrika, Timur Tengah dan Eropa.

Al Busyra Basnur mengatakan bahwa Djibouti adalah salah satu negara sahabat yang penting bagi Indonesia, baik secara bilateral, regional maupun multilateral. Potensi hubungan dan kerjasama bilateral kedua negara sangat besar, terutama di bidang ekonomi.

Pada Oktober 2019, sejumlah pengusaha Djibouti merencanakan akan ikut dalam Trade Expo Indonesia (TEI) yang akan diselenggarakan di Jakarta.

Sementara pada awal Desember 2019, Indonesia akan berpartisipasi dalam Djibouti International Trade Fair yang akan diselenggarakan di Djibouti.

Pada 2018, nilai total perdagangan Indonesia-Djibouti sebesar USD 211,55 juta, surplus untuk Indonesia sebesar USD 211,53 juta.
 

Pewarta: Fardah
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019