Jakarta (ANTARA) - PT Merck Tbk membukukan laba Rp1,17 triliun pada 2018, meningkat 649 persen dari tahun lalu yang sebesar Rp156 miliar, karena adanya laba divestasi segmen usaha consumer health sebesar Rp1,36 triliun.

"Tahun 2018, perseroan membukukan peningkatan laba karena adanya divestasi consumer health," kata Presiden Direktur PT Merck Tbk Martin Feulner di Jakarta, Kamis.

Feulner mengatakan peningkatan laba terlihat dari lembar saham yang tercatat menjadi Rp2.597 pada 2018, melonjak hingga 704 persen dari Rp323 pada 2017.

Sementara itu, ia menjelaskan, perseroan mencapai penjualan bersih sebesar Rp1,15 triliun, turun kurang dari 1 persen, dari Rp1,16 triliun pada 2017.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh pengalihan penjualan pada Desember 2018 dari operasi yang dihentikan yakni segmen usaha consumer health.

Sejalan dengan keputusan Grup Merck untuk memfokuskan strategi pada bisnis yang didorong oleh inovasi dan bertransformasi menjadi perusahaan sains dan teknologi terdepan, bisnis consumer health secara resmi dialihkan ke P&G pada 1 Desember 2018 dan semua proses transisi telah berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan yang berlaku.

Namun, berdasarkan pencapaian operasional yang dilanjutkan yakni segmen usaha obat resep dan bahan baku obat (BBO), pendapatan meningkat dari Rp582 miliar pada 2017 menjadi Rp612 miliar pada 2018, laba usaha meningkat dari Rp42 miliar menjadi Rp47 miliar pada 2018 sementara laba sebelum pajak penghasilan meningkat dari Rp42 miliar menjadi Rp50 miliar pada 2018.

Feulner mengatakan perseroan terus berkomitmen menjalankan bisnis perawatan kesehatan untuk memberikan pelayanan prima kepada pelanggan melalui peningkatan kapasitas, produk dan layanan yang inovatif, serta memberikan kontribusi sosial.

Hal ini terlihat dari pencapaian di sepanjang 2018, di mana perseroan telah memulai mengimplementasikan fokus barunya untuk siap menghadapi masa depan sebagai perusahaan sains dan teknologi terdepan.

Selain itu, perseroan menavigasi fokus pada hal-hal yang penting seperti divestasi bisnis obat bebas, meningkatkan pencapaian operasional yang dilanjutkan yakni bisnis obat resep dan BBO, serta memaksimalkan kinerja pabrik dengan mengembangkan potensi ekspor.

Segmen usaha Biopharma berkontribusi terhadap 45 persen total penjualan perseroan dengan pertumbuhan mencapai 27 persen pada 2018.

Perseroan juga untuk pertama kalinya menggabungkan pelaporan tahunan dan laporan keberlanjutan.
 

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2019