Dolar AS akan dibantu dengan keuntungan imbal hasil yang sudah ada sebelumnya
Sydney (ANTARA) - Kurs dolar tampaknya akan mengakhiri pekan ini di perdagangan Asia pada Jumat dengan nada yang lebih kuat, karena pasar mengurangi taruhan pada penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS), meskipun banyak tergantung pada data pekerjaan yang akan dirilis di akhir sesi yang akan menggambarkan esehatan ekonomi dan upah.

Mata uang AS telah beringsut lebih tinggi sejak Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengesampingkan penurunan inflasi baru-baru ini dan tidak melihat alasan untuk memangkas suku bunga.

Itu membantu indeks dolar menutup kerugian dari awal minggu menjadi berdiri di 97,834 terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik dari terendah 97,149.

Dolar AS sedikit berubah pada sejauh minggu ini, yang tidak mengejutkan mengingat pasar telah kekurangan likuiditas karena pasar Jepang dan China libur.

Baca juga: Kurs dolar AS menguat setelah pertemuan kebijakan Federal Reserve

Terhadap yen, dolar AS berhenti di 111,46 setelah menghabiskan seluruh minggu di kisaran 111,03-111,89 yen.

Euro datar di 1,1174 dolar AS, setelah turun kembali dari puncak semalam 1,1219 dolar AS, meskipun masih lebih kuat pada minggu ini. Survei manufaktur zona euro yang keluar pada Kamis (3/5/2019) menunjukkan kontraksi lebih lanjut pada April, tetapi setidaknya tidak menjadi lebih buruk.

"Aliran data ekonomi selaras dengan sebagian besar bank sentral mengambil garis hati-hati, takut risiko-risiko penurunan pertumbuhan global," kata Kepala Global Strategi G10 FX di Deutsche Bank Alan Ruskin.

"Dolar AS akan dibantu dengan keuntungan imbal hasil yang sudah ada sebelumnya, karena bank sentral berusaha keras untuk mengirim pesan kebijakan yang stabil."

Baca juga: Wall Street ditutup jatuh untuk hari kedua setelah keputusan The Fed

Suku bunga berjangka menyiratkan sekitar 49 persen peluang The Fed akan memangkas suku bunga pada Desember, turun dari 61 persen pada Rabu (2/5/2019) sore. Imbal hasil pada obligasi dua-tahun juga naik enam basis poin pada sejauh minggu ini.

Penilaian terhadap suku bunga dapat berubah lagi tergantung pada apa yang diungkapkan oleh laporan pekerjaan April. Prakiraan untuk penggajian akan naik 185.000 dengan pengangguran di 3,8 persen.

Analis di NAB berpendapat ada kemungkinan angka lebih kuat, mengingat perjalanan indikator-indikator utama dan fakta bahwa Maret tertahan oleh cuaca buruk yang dibersihkan pada April.

Mereka memperkirakan kenaikan dalam pekerjaan 260.000, yang tentunya akan menempatkan sebuah lompatan dalam langkah dolar.

Risiko untuk bullish akan menjadi sebuah cetak upah yang lemah mengingat fokus Fed pada inflasi saat ini. Perkiraan median untuk pertumbuhan pendapatan rata-rata 3,3 persen dan apa pun yang kurang bisa mengambil kecerahan dolar AS.

Di antara beberapa penggerak untuk minggu ini adalah dolar Australia dan Selandia Baru, yang jatuh karena spekulan bertaruh kedua negara dapat melihat pemotongan bunga minggu depan.

Reserve Bank of Australia (RBA) mengadakan pertemuan kebijakan pada 7 Mei dan Reserve Bank of New Zealand sehari setelahnya, serta ada risiko nyata yang mungkin berkurang setelah laporan inflasi yang rendah dan mengecewakan.

Dolar Australia turun 0,55 persen untuk minggu ini di 0,6996 dolar AS, dengan kiwi turun 0,6 persen. Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Harga emas jatuh terendah dalam empat bulan pasca-pernyataan Fed

Baca juga: Harga minyak jatuh, investor khawatir kelebihan pasokan global

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019