Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) mendukung rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan uji jalan (road test) kendaraan berbahan bakar biodiesel campuran 30 persen atau B30 pada Mei ini.

Penggunaan B30 akan membantu ekonomi Indonesia dari aspek penghematan devisa dan pembukaan lapangan kerja.

“B30 akan membangkitkan nasionalisme Indonesia karena biodiesel ini produk buatan dalam negeri. Manfaat yang diberikan sangatlah besar untuk penghematan devisa dan menekan impor bahan bakar minyak bumi,” ujar Master Parulian Tumanggor, Ketua Umum Aprobi di Jakarta, Jumat.

Penggunaan B30 diperkirakan menambah konsumsi CPO domestik antara 9 juta -10 juta ton. Bahkan B30 ini dapat menghemat impor minyak solar sekitar 55 juta barel per tahun.

Dalam keterangan tertulis Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan menambahkan sejumlah kementerian dan lembaga terkait mendukung road test kendaraan B30 antara lain Kementerian ESDM melalui Ditjen, Ditjen Migas, dan Balitbang ESDM, Lemigas, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, BPPT, ITB, Aprobi, Gaikindo dan Pertamina. Dalam waktu dekat, uji jalan akan diresmikan oleh Kementerian ESDM.

Menurut Paulus, uji jalan kendaraan B30 akan menempuh jarak 40 ribu kilometer mulai dari Lembang, Cirebon sampai Guci (Tegal). Melalui hasil uji jalan diharapkan menjadi rujukan pemerintah dalam membuat keputusan B30.

“Pelaksanaan uji jalan diharapkan selesai pada September 2019. Harapan kami bisa lebih cepat di bulan Agustus. Karena uji ini menambah volume biodiesel. Tidak ada penambahan komponen baru,” kata Paulus.

Dari kalangan pelaku otomotif melalui Gaikindo telah memberikan dukungan. Menurut Paulus, 11 mobil dan truk milik Gaikindo telah diserahkan untuk diujicobakan. Kendaraan ini sedang menjalani tahapan bongkar mesin (overhaul) oleh tim rating. Bongkar mesin ini dilakukan untuk membersihkan mesin mesin agar siap dan sesuai bagi penggunaan B30.

“Mesin dibongkar semua mulai dari tangki, pipa semua dibuka dan dibersihkan. Kegiatan ini sudah mulai 29 April 2019 lalu,” kata Paulus.

Menurut dia, Tes jalan ini tidak sebatas coba-coba tetapi melewati rangkaian riset mendalam dan komprehensif. Kendaraan akan melewati berbagai medan jalan seperti dataran rendah, tinggi, bermacam klimat, jalan yang naik dan turun, lalulintas padat, dan jalan tol.

" Tujuannya mendapatkan hasil uji jalan terbaik dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Paulus.

Seiring dengan rencana B30, investasi juga bertambah. Paulus mengatakan ada tiga perusahaan berinvestasi di sektor biodiesel. Satu perusahaan membangun kapasitas produksi baru sebesar 300 ribu Kl.

Dua perusahaan meningkatkan kapasitas yang sudah ada (eksisting), masing-masing sebesar sebesar 300 ribu kl. Sehingga total tambahan sebanyak 900 ribu kl.

Saat ini, kapasitas produksi biodiesel nasional baru 12 juta Kl. Dengan adanya investasi baru tadi, maka kapasitas produksi dapat mencapai 12,9 juta Kl.

Penambahan kapasitas industri biodiesel ini untuk mengantisipasi kenaikan permintaan biodiesel di pasar domestik, termasuk ekspor ke luar negeri.

Untuk mengatasi tersebut, sebanyak tiga perusahaan produsen biodiesel mengaku akan menambah kapasitas produksi masing-masing sebesar 300 ribu kl. Sehingga total tambahan sebanyak 900 ribu kl.

Paulus menjelaskan bahwa program B20 yang telah berjalan delapan bulan lamanya tidak menghadapi hambatan. Sepanjang kuartal pertama 2019, penyaluran biodiesel sebesar 1,5 juta Kl berjalan lancar di seluruh Indonesia.

“Kami tidak menemui kendala yang berarti , sampai saat ini masih tetap berlangsung dengan baik,” ujar Paulus.

Pewarta: Subagyo
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019