Timika (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Cabang Timika, Papua menggelar pemeriksaan kesehatan gratis yang diikuti sekitar 100 peserta dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day 2019.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Timika Dedy Mulyadi di Timika, Jumat, mengatakan jajarannya bekerja sama dengan salah satu klinik kesehatan di Timika melakukan pemeriksaan kesehatan seperti tekanan darah, asam urat, kolesterol dilanjutkan dengan kegiatan donor darah sebagai wujud kepedulian terhadap para pekerja di Kabupaten Mimika.

Ia mengatakan pihak-pihak yang diundang mengikuti kegiatan tersebut yaitu pekerja penerima upah dari perusahaan-perusahaan termasuk pengurus organisasi pekerja dan peserta bukan penerima upah yaitu peserta mandiri seperti kelompok paguyuban, tukang ojek, petani dan pelaku usaha lainnya.

"Sebelumnya kami juga telah melakukan kegiatan sosialisasi manfaat program layanan perumahan bagi peserta yang akan memiliki rumah baik subsidi maupun non subsidi termasuk pinjaman renovasi rumah," jelas Dedy.

Ia menyebut jumlah peserta program BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang Timika saat ini sebanyak 36 ribu pekerja penerima upah dengan jumlah perusahaan sebanyak 1.600 termasuk badan usaha mulai dari sektor mikro, kecil, dan menengah.

Sementara peserta BPJS mandiri yang aktif berjumlah sekitar 11 ribu orang yang pesertanya dari berbagai segmen seperti paguyuban ojek, petani dari kampung-kampung dan pelaku usaha lainnya.

Pihak BPJS Ketenagakerjaan Timika memprioritaskan mengajak semakin banyak mungkin warga masyarakat yang berprofesi sebagai pekerja informal di luar sektor penerima upah mendapat perlindungan di bidang ketenagakerjaan.

"Saya yakin masih banyak yang belum mendapat informasi soal BPJS Ketenagakerjaan dan mereka sangat membutuhkan. Kalau di lingkungan perusahaan, unsur keselamatan dan keamanan dalam bekerja tentu sudah terjamin, sementara di sektor informal risiko pekerjaan cukup tinggi," jelas Dedy.

Khusus peserta program BPJS Ketenagakerjaan di kalangan tukang ojek di Timika, hingga Desember 2018 tercatat baru sebanyak 500-600 orang yang sudah mengikuti program perlindungan.

"Meskipun banyak yang tidak aktif, kami terus mendatangi pos-pos pangkalan ojek di Timika, kami membawa peralatan mesin edisi untuk mengingatkan mereka tentang pembayaran iurannya. Kalau dari kelompok petani juga sudah banyak yang ikut. Sementara yang belum tergarap sama sekali yaitu pendulang emas tradisional di Kali Kabur yang jumlahnya mencapai ribuan. Untuk masuk ke lokasi pendulangan memang tidak mudah selain dari sisi regulasi juga belum diatur baik," ujarnya.
 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019