Jakarta (ANTARA) - Para pendukung tim bola basket BTN CLS Knights Indonesia, Knights Society, seolah menyulap markas Singapore Slingers di OCBC Arena, Singapura, menjadi GOR Kertajaya, Surabaya, ketika gim pertama final ABL, Jumat (3/5) malam.

Hal itu rupanya manjur bagi CLS untuk mengobati kegugupan mereka dan mengantongi kemenangan perdana dalam laga tandang fase gugur ABL musim ini.

Tim besutan Brian Rowsom berhasil menundukkan Slingers dengan skor 86-67 untuk merebut gim pertama dalam format best-of-five tersebut.

Di salah satu seksi tribun penonton OCBC Arena, sekira seratus orang yang mengenakan atribut CLS dan membawa bendera Merah Putih terlihat.

Mereka lebih suka berdiri dan menimbulkan keriuhan dukungan bagi timnya ketimbang duduk manis sebagai turis yang tengah melancong ke negeri tetangga. Tentu saja, sebab kedatangan mereka ke Singapura bukan sedang berlibur tapi menyalurkan energi untuk mendukung tim kebanggaan mereka.

Tim yang baru melakoni musim kedua di ABL namun sudah berhasil menembus partai pamungkas tersebut.

Dengan latar belakang keriuhan "kecil" di OCBC Arena yang diciptakan "segelintir" Knights Society, CLS berhasil tampil begitu efektif dengan meraup angka dari 50 persen percobaan tembakan terbuka mereka sepanjang laga.

CLS juga begitu perkasa menembus pertahanan Slingers, dengan mengoleksi 50 poin di paint area.

Sang center Darryl Watkins berhasil membukukan dwiganda 23 poin dan 12 rebound, Esho menyarangkan 24 poin ditambah delapan rebound, Herring mencetak 17 poin disertai enam rebound dan enam assist, sedangkan Brandon Jawato mengoleksi 15 poin diikuti enam rebound dan lima assist.
Pebasket BTN CLS Knights Indonesia, Rachmad Febri Utomo (kanan) berusaha menjauhkan bola dari jangkauan lawan dalam gim pertama final ABL menghadapi Singapore Slingers di OCBC Arena, Singapura, Jumat (3/5/2019). (ANTARA/HO/BTN CLS Knights Indonesia)

Satu andalan CLS lainnya, Wong Wei Long, yang juga merupakan mantan bintang tuan rumah Slingers, masih harus menepi akibat proses pemulihan cedera pelipis kirinya yang robek dalam gim penentuan semifinal kontra Mono Vampire Basketball pekan lalu. Boleh jadi CLS mengantisipasi potensi gegar diderita oleh Wei Long.

Di hadapan Knights Society yang "menjajah" OCBC Arena, CLS seolah lupa bahwa mereka tak diperkuat Wei Long dan tetap tampil begitu optimal dengan merotasi deretan pemain lokal untuk mengisi lubang yang ditinggalkan.

Kontribusi pemain lokal seperti Sandy Kurniawan, Arief Hidayat dan Rachmad Febri Utomo mungkin tak tercatat dalam lembar statistik pertandingan, namun mereka berhasil menebalkan pertahanan CLS di laga tersebut.

CLS berhasil memaksa Slingers cuma mencapai tingkat akurasi tembakan terbuka 39 persen.

Penampil terbaik bagi Slingers adalah John Fields dengan dwiganda 19 poin dan 13 rebound, namun di waktu bersamaan ia membuat timnya menderita tujuh kali turnover. Raihan Fields diiringi 19 poin dari Xavier Alexander serta 13 poin milik Delvin Goh.

Baca juga: CLS menang nyaman atas Slingers di gim pertama

Herring mengakui betul efek keriuhan "kecil" yang ditimbulkan Knights Society di OCBC Arena menjadi penyuntik semangat tersendiri bagi ia dan rekan-rekannya.

"Kami mendapatkan energi dari fans kami. Mereka sangat luar biasa datang dari Indonesia mendukung kami dan memberikan energi yang sangat sempurna," katanya dalam komentar purnalaga.


Sekali lagi

Sedikit banyak, keriuhan yang ditimbulkan Knights Society di OCBC Arena seolah membuat Esho dkk bak tengah bermain di rumah mereka sendiri. Atau dalam bahasa Knights Society, kastil mereka sendiri, GOR Kertajaya, Surabaya.

Memang tak ada bebunyian tutup panci khas Kertajaya yang selalu terdengar ketika CLS menjamu lawan-lawannya. Di telinga para lawan bebunyian itu boleh jadi bakal menjadi intimidasi paling menakutkan, meski di telinga Douglas Herring dkk itu tak ubahnya bisikan sarat semangat.

Keriuhan "kecil" di OCBC Arena tersebut bukan tidak mungkin akan kembali hadir, mengingat gim kedua final akan digelar pada Minggu (5/5) besok dan Knights Society yang saat ini berada di Singapura mungkin tak akan membuang kesempatan untuk mengalirkan dukungan serupa bagi timnya.

Sang pelatih Brian Rowsom sudah mewanti-wanti agar timnya mengantisipasi kebangkitan tuan rumah di gim kedua tersebut, mengingat mereka pasti belajar banyak hal dari kekalahan gim pertama.
Pebasket BTN CLS Knights Indonesia, Arif Hidayat (kanan) mengendalikan bola dalam gim pertama final ABL menghadapi Singapore Slingers di OCBC Arena, Singapura, Jumat (3/5/2019). (ANTARA/HO/BTN CLS Knights Indonesia)

Namun, ia meyakini, jika ada kunci kemenangan yang harus tetap dimiliki oleh CLS untuk gim kedua adalah tingkat koordinasi pertahanan yang rapat di kuarter ketiga.

"Defense kami bagus di kuarter ketiga, itu kunci kemenangan hari ini," katanya.

Dan tanpa harus mengatakannya secara kata per kata, Rowsom pasti berharap penuh agar koordinasi pertahanan kuarter ketiga tersebut bisa direplikasi ketika mereka melakoni gim kedua nanti.

Baca juga: Songsong gim kedua, CLS antisipasi kebangkitan Slingers

Tak ada yang linier dan pasti dalam sebuah pertandingan olahraga. Apalagi antara dua tim yang musim ini telah melewati berbagai rintangan demi mencapai partai puncak ABL.

Namun, bagi CLS, jika keriuhan Knights Society tetap muncul di OCBC Arena, koordinasi pertahanan mereka tetap di level tertinggi dibarengi tingkat akurasi tembakan yang sama, bukan tidak mungkin hasilnya juga akan sama positifnya.

Terlebih, Wei Long disebut Rowsom berpeluang untuk bisa ikut kembali membela CLS menghadapi mantan timnya sendiri. Kisah pembalasan terhadap mantan tim sendiri mungkin sebuah epos "picisan" dalam dunia olahraga, tetapi tak akan pernah kekurangan penikmat.

Dan apapun peran yang nanti dimainkan Wei Long, baik itu tokoh utama dalam epos pembalasan terhadap mantan ataupun pemeran pembantu dalam kejutan manis tim yang tak lebih diunggulkan, kemenangan di gim kedua adalah hasil yang amat sangat positif.

Dengan demikian artinya CLS unggul 2-0 dalam final atau cuma butuh satu kemenangan lagi untuk meraih gelar juara. Satu kemenangan itu bisa saja hadir di kastil kebanggaan mereka, GOR Kertajaya Surabaya, yang dijadwalkan menjadi arena gim ketiga pada Rabu (8/5) nanti.

Apa yang lebih indah dari menggelar pesta di hadapan gedung, tribun dan orang-orang yang setia menjadi saksi baik bisu maupun sarat suara dalam perjalanan CLS di ABL musim ini, yang sudah bertabur catatan-catatan bersejarah.

Baca juga: Petik kemenangan di gim pertama final, suporter CLS berjasa besar

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019