Pulang Pisau (ANTARA) - Sebanyak 1.688 kepala keluarga yang tersebar di 13 desa di Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten  Pulau Pisau, Kalimantan Tengah, menjadi korban banjir, akibat tingginya curah hujan dalam satu pekan terakhir.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau Salahudin melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tekson di Pulang Pisau, Sabtu mengatakan, banjir juga membuat aktivitas warga setempat terganggu.

"Beberapa fasilitas umum seperti sekolah, gereja, masjid, Puskesmas, kantor pos, terendam akibat luapan daerah aliran sungai (DAS) Kahayan karena tingginya curah hujan di daerah hulu dalam beberapa hari terakhir," tambah dia.

Berdasarkan data BPBD Pulang Pisau, 13 desa yang terendam dan menjadi langganan banjir setiap curah hujan tinggi yakni, Tangkahen, Tumbang Terusan, Bawan, Goha, Pahawan, Tambak, Manen Paduran, pandawei, Kasali Baru, Ramang, Hanua, Hurung dan Lawang Uru.

Tekson mengatakan kepala keluarga (KK) terkena dampak banjir di Desa Tangkahen 484 KK, Desa Tumbang Terusan 18 KK, Desa Bawan 250 KK, Desa Goha 150 KK, Desa Pahawan 250 KK, Desa Tambak 118 KK, Desa Manen paduran 5 KK, Desa Pandawei 4 KK, Desa Kasali Baru 26 KK, Desa Ramang 200 KK, Desa Hanua 90 KK, Desa Hurung 60 KK dan Desa Lawang Uru 33 KK.

"Jumlah keseluruhan terkena dampak banjir 1.688 KK. Tapi ada juga akibat banjir itu, sejumlah warga terpaksa mengungsi, yakni di Desa Pahawan 4 KK, Desa Ramang 4 KK, Desa Bawan 73 KK, dan Desa Hanua 4 KK," beber dia.

Meski banjir terus meluas, kata Tekson, belum ada korban yang ditimbulkan, seperti banjir sebelumnya, Jalan Trans Pulang Pisau-Gunung Mas kembali terendam.

BPBD setempat, lanjut dia, terus memantau setiap perkembangan dari banjir akibat tingginya curah hujan ini. Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan TNI/POLRI, SOPD, Kepala Desa, Camat dan Organisasi Kemasyarakatan.

"Meski mulai berangsur surut debit air bertahan di 3 desa, yakni Desa Ramang, Desa Hanua dan Desa Tambak," demikian Tekson.

Pewarta: Kasriadi/Adi Waskito
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019