Jakarta (ANTARA News) - Tercatatnya kembali saham-saham yang pernah dihapus (delisting) oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) ke papan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti Toba Pulp, membuat bingung kalangan investor dan pelaku pasar modal lainnya. "Kok saham yang dulu dihapus, ada lagi. Ini tentu membingungkan investor," kata analis dari Mega Capital Indonesia, Felix Sindhunata, di Jakarta, Senin. Felix mengakui bahwa masuknya kembali saham yang sudah dihapus itu memang konsekuensi hasil merger BEJ dan Bursa Efek Surabaya (BES). "Namun, seharusnya otoritas bursa melakukan sosialisasi terhadap investor mengenai hal tersebut, agar tak membingungkan," katanya. Sementara itu, pengamat pasar modal, Edwin Sinaga, mengatakan bahwa masuknya saham gurem ke dalam bursa BEI memang merupakan konsekuensi dari merger BEJ-BES. Namun demikian, kata Edwin, setelah enam bulan melantai di bursa, saham-saham tersebut harus dievaluasi lagi secara ketat, apakah masih layak "listing" (tercatat) di bursa atau harus dihapus. "Jangan sampai emiten-emiten gurem ini menambah masalah baru di BEI. Jadi, manajemen BEI harus bersikap tegas jika setelah dievaluasi ternyata tidak layak 'listing'," katanya. Di BEI tercatat limpahan saham-saham gurem dari BES sebanyak 26 saham. Dari jumlah itu sekitar 14 saham status perdagangannya langsung diaktifkan, sementara sisanya sekitar 12 saham statusnya dihentikan sementara (suspensi). Dari pantauan ANTARA News, 14 saham yang diperdagangkan di BEI antara lain PT Duta Kirana Finance Tbk (DKFT), PT Grahamas Citrawisata Tbk (GMCW), PT Itamaraya Gold Industri Tbk (ITMA), PT First Media Tbk (KBLV), PT Okansa Capital Tbk (OCAP), PT Okansa Persada Tbk (OKAS), PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI). Kemudian, PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk (PSAB), PT Pusako Tarinka Tbk (PSKT), PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD), PT Eatertainment International Tbk (SMMT), PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU), PT Myoh Technology Tbk dan PT Unitex Tbk (UNTX). Walaupun berstatus aktif, ternyata hanya satu saham saja yang terjadi transaksi. Itu pun sangat kecil nilainya, yakni PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU). Sedangkan sisanya bisa dibilang saham tidur alias tidak ada transaksi. Sementara itu 12 saham yang disuspensi antara lain PT Bank Agroniaga Tbk (AGRO), PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK), PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON), PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), PT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JASS), PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS), PT Courts Indonesia Tbk (MACO), PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk (PROD), PT Singer Indonesia Tbk (SING), PT Sekar Bumi Tbk (SKBM), PT Tunas Alfin A Tbk (TALFA) dan PT Tunas Alfin B Tbk (TALFB). Direktur Pencatatan BEI, Eddy Sugito menjelaskan masuknya kembali saham-saham yang pernah dihapus oleh BEJ ke papan pengembangan BEI, karena adanya komitmen antara BEJ dan BES sebelumnya. "Kita di BEJ menghargai kerja keras dari BES, sehingga terjadi kesepakatan bahwa emiten yang ada di BES akan listing di BEI," ujarnya. Namun begitu, lanjut Eddy, BEI tetap melihat perkembangan emiten itu sebelum mengijinkannya berdagang. Dia mencontohkan PT Bukaka Teknik Utama Tbk yang saat ini laporan keuangannya masih "disclaimer" (tanpa opini) tetap kita suspensi. Sementara PT Toba Pulp yang ternyata kinerjanya mengalami kemajuannya sahamnya kita aktifkan. "Tetapi kita akan lakukan evaluasi lagi ke depannya," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007