Makassar (ANTARA) - Dari hasil survei kegiatan usaha, Bank Indonesia Wilayah Sulsel menaksirkan pertumbuhan ekonomi Sulsel pertumbuhannya akan meningkat pada triwulan kedua, khususnya di sektor konsumsi dan dunia usaha.

Hal itu dikemukakan Kepala Perwakilan BI Sulsel Bambang Kusmiarso pada ekspose hasil survei Bi Sulsel di Makassar, Senin.

Dia mengatamen, peningkatan kualitas Sulsel pada posisi itu didukung oleh peningkatan optimisme konsumen meningkat 7,5 poin menjadi 140,2 enam bulan mendatang dibandingkan saat ini.

Sementara perkembangan inflasi Sulsel pada April tercatat 3,33 persen (yoy) atau berada dalam sasaran target 3,5 plus minus 1.

Kondisi itu lebih rendah dari rata-rata 3 tahun sebelumnya. Hal ini karena dukungan bahan makanan yang relatif stabil dan lebih rendah dibandingkan polanya.

"Jadi inflasi Sulsel cukup terkendali atau berada dalam sasaran," katanya.

Sedang inflasi tahun kalender Sulsel pada April 2019 tercatat 0,99 persen (ytd). Kondisi ini disebabkan kenaikan harga cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.

Yang perlu diwaspadai pada empat bulan terakhir itu dari sumber bahan makanan. Selain juga inflasi dipicu oleh kenaikan harga transportasi udara, komunikasi dan jasa keuangan.

Dalam menekan inflasi pada Ramadhan dan Idul Fitri telah dilakukan penguatan sinergi dan koordinasi menjelang Ramadhan, termasuk sidak bersama Satgas Pangan dan Gudang distributor.

Begitu pula dengan upaya penetrasi pasar dengan menjual komoditas pangan penumpang inflasi seperti ayam potong dengan harga murah.

Sedang efisiensi rantai distribusi dilakukan melalui pembelian ke sentra komoditas bawang merah di Kabupaten Enrekang serta dijual ke Kota Makassar melalui pemanfaatan smart truck Inflation control (STIC).

Baca juga: Wamenkeu buka konferensi keuangan syariah di Makassar

Baca juga: Gubernur Sulsel: Kedatangan misi dagang Belanda harus dimaksimalkan

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019