Temanggung (ANTARA News) - Petani Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, hari Rabu melakukan ekspor perdana biji kopi ke Amerika Serikat sebanyak 34,2 ton. Ekspor perdana itu ditandai dengan pemecahan kendi berisi air di depan dua truk kontainer pengangkut kopi di halaman Kantor Pemkab Temanggung di Temanggung oleh Bupati Muhammad Irfan dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Jateng, Banu Daru Hascaryo, Hadir pula Ketua DPRD Bambang Karno, para pejabat setempat, serta perwakilan petani kopi. Kadisperindang Pemkab Temanggung, Setyo Pramono, mengatakan kopi yang diekspor itu jenis robusta panenan para petani, antara lain dari Kecamatan Jumo, Kandanga, Gemawang, dan Candi Roto. Harga kopi saat ini antara Rp15.750,00 hingga Rp16.650,00 per kilogram. Setiap minggu, katanya, Temanggung mengekspor kopi sebanyak 6,5 ton, antara lain ke Eropa, Timur Tengah, dan Jepang. Perusahaan eksportir kopi Temanggung adalah PT Gemilang Sentosa Permai, Malang, Jawa Timur. Bupati Irfan menyatakan daerah itu memiliki potensi relatif besar untuk pengembangan komoditas kopi. Pada tahun 2006 luas lahan kopi setempat mencapai 10.518,14 hektare terdiri lahan kopi arabika 1.404,29 hektare dengan produksi 201,3 ton dan kopi robusta 9.113,85 hektare dengan produksi 4.524, 19 ton. "Dengan potensi tersebut kopi Temanggung merupakan pemasok kopi ekspor terbanyak di Jateng, yang selanjutnya Kabupaten Temanggung bisa mengambil peran dalam ekspor kopi Indonesia," katanya. Harga jual kopi di tingkat petani tahun 2002 hingga 2003 antara Rp3 ribu-Rp4 ribu/kg, tahun 2004 antara Rp5 ribu-Rp6 ribu, tahun 2005 antara Rp7 ribu-Rp8 ribu, dan tahun 2006 antara Rp9 ribu-Rp10 ribu/kg. Ia mengajak petani setempat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi supaya mereka mendapatkan harga premium sehingga pendapatan mereka semakin baik. Petani kopi Temanggung telah membentuk lembaga pemasaran bersama dengan nama Koperasi Kopi Bhumi Phala. Hingga 1 Oktober 2007 nilai transaksi mencapai sekitar Rp1,67 miliar dengan jumlah 102.593 ton. "Transaksi ini masih akan berlanjut," katanya. Gubernur Jateng, Ali Mufiz, dalam sambutan tertulis dibacakan Kadisperindag Jateng mengatakan, pasar dunia untuk kopi olahan masih terbuka luas. Ekspor perdana kopi Temanggung, katanya, menjadi contoh bagi petani daerah lainnya. Pengembangan tanaman kopi bisa dilakukan secara kombinasi dengan komoditas tanaman semusim sehingga petani memperoleh penghasilan secara terus menerus.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007