Doha/Dubai (ANTARA) - Perdana menteri Bahrain menelepon Emir Qatar pada Senin untuk menandai hari pertama bulan suci Ramadan, kata media Qatar.

Manama menyebut percakapan tersebut, yang jarang terjadi di tengah perselisihan panjang antara Doha dan beberapa negara tetangganya, bukan sinyal perubahan sikap politik.

Bahrain bersama Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir melancarkan aksi boikot diplomatik dan perdagangan terhadap Qatar pada 2017. Mereka menuding Qatar mendukung terorisme, tuduhan yang dibantah oleh Doha.

Percakapan Perdana Menteri Bahrain, Syekh Khalifa bin Salman Al Khalifa dengan Emir Qatar, Syekh Tamim bin Hamad Al Thani untuk saling mendoakan pada hari pertama Ramadan merupakan tradisi umum di kalangan negara Muslim.

Tampaknya itu menjadi percakapan pertama yang diumumkan sejak aksi boikot sekaligus interaksi langka antarnegara yang bertikai. Pada September 2017 Arab Saudi memanggil Qatar untuk membahas krisis, namun tak berselang lama pihaknya mengatakan menunda dialog dengan Doha.

"Percakapan antara Yang Mulia Perdana Menteri dan Emir Qatar tidak mewakili posisi resmi Kerajaan Bahrain dan tidak memengaruhi komitmennya, bersama dengan negara tetangga Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir, mengenai (Qatar)," demikian Kantor Berita resmi Bahrain, yang mengutip menteri urusan kabinet.

Percakapan keduanya terjadi sepekan setelah Bahrain dan Arab Saudi mengirimkan delegasi ke forum politik di Doha, yang juga pertama sejak hubungan mereka renggang.

Baca juga: Putin bicara dengan pemimpin Qatar dan Bahrain lewat telepon

Sumber: Reuters

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019